Tari kontemporer ini ditampilkan di pembukaan Bangka Culture Wave 2019 yang digelar di De'Locomotief, Pantai Wisata Tongaci, Sungailiat pada Selasa (2/4/2019). Sekda Provinsi Bangka Belitung, Yan Mengawandi, mengungkapkan acara ini menjadi media konservasi budaya.
"Bangka Culture Wave 2019 jadi bagian penting dari branding pariwisata Bangka Belitung. Event ini menampilkan beragam budaya dari Bangka, nusantara, hingga dunia. Semua dilestarikan melalui Bangka Culture Wave 2019 2019. Dengan begitu, kami berharap arus wisatawan menuju Bangka akan semakin besar. Sebab, potensi di sini sangat besar," kata Yan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/4/2019).
Tarian yang disiapkan selama tiga pekan ini menghasilkan Tari Tukik Nusantara. Menggunakan aransemen perkusi Melayu dan mengenakan ornamen khas nusantara dari desain kostum karya Uzy Fauziah, tari ini dibawakan 6 penari yang terdiri dari 5 penari putri dan 1 penari putra. Makin unik, penari putra membawa Buugeng yang merupakan alat khas Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu sangat menarik ketika budaya dari 5 negara bertemu di Bangka Culture Wave 2019. Selain Indonesia, ada budaya dari 4 negara di dunia. Mereka berhasil menampilkan pembauran budaya melalui tariannya. Dengan start seperti ini, Bangka Culture Wave 2019 akan menjadi event yang sangat menarik," katanya.
Tari Tukik Nusantara diadopsi dari penyu hijau yang menjadi salah satu kekayaan Bangka. Kemudian dikolaborasikan dengan beragam khasanah budaya nusantara hingga muncul menjadi gerakan yang indah. Pesan utama tari ini adalah menjadi kampanye konservasi lingkungan, khususnya penyu hijau.
"Bangka Culture Wave 2019 beserta kontennya sangat menginspirasi. Semua tetap diingatkan untuk menjaga lingkungan sembari bergembira. Dengan warna ini, alam di Bangka akan terus lestari. Dari situ akan mendatangkan banyak manfaat, khususnya pariwisata," jelas Esthy.
"Kolaborasi tarian dari beberapa negara menjadi pesona Bangka Culture Wave 2019. Tarian ini menawarkan keindahan yang khas. Semua potensi dari masing-masing negara digali, lalu pada beberapa part disatukan hingga menjadi tarian baru. Pesan persatuan dan kebersamaan inilah yang luar biasa dari Bangka Culture Wave 2019," ucap Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, Rizki Handayani.
Selain Tari Tukik Nusantara, ditampilkan pula Tari Shadow Puppet persembahan Spanyol dan Slovakia. Tarian berikutnya adalah Mandala Stone yang disajikan peserta Hungaria dan Meksiko.
"Dengan konten bagus, Bangka Culture Wave 2019 harus menjadi destinasi utama berlibur. Silahkan datang ke Bangka Culture Wave 2019," ajak Rizki.
Pembukaan Bangka Culture Wave 2019 turut dimeriahkan oleh fashion show dengan motif tenun Cual. Acara kemudian ditutup dengan pelepasan penyu.
Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati, mengtakan, Bangka Culture Wave selalu menampilkan beragam kejutan setiap tahunnya. Pasalnya, pada tahun ini ada kegiatan lomba lukis anak-anak (Payung & Tudong Saji), workshop fashion arts recycle costum, workshop lukis anak, hingga body painting.
"Bangka Culture Wave 2019 menjadi fenomena dengan pertunjukan budaya lintas negaranya. Lebih menarik lagi, setiap tahun selalu ada hal baru yang diselipkan melalui kontennya. Dengan potensi yang dimilikinya, sektor pariwisata di Bangka akan terus tumbuh," paparnya.
Pada kesempatan yang berbeda, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi Bangka Culture Wave 2019
"Apresiasi luar biasa atas penyelenggaraan Bangka Culture Wave 2019 2019. Event ini banyak memberikan inspirasi melalui konten yang ditawarkannya. Pokoknya event-event dalam BCW ini jangan sampai terlewatkan. Selain ada warna baru, Bangka Culture Wave 2019 2019 juga menyajikan beragam warna budaya Bangka yang cukup langka. Enjoy Bangka," katanya. (ega/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum