Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah menyertifikasi 50 pramuwisata. Hal tersebut dilakukan agar para pramuwisata siap diterjunkan untuk memandu turis lokal dan mancanegara ketika Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) di Kulon Progo beroperasi.
Puluhan pramuwisata dari Kabupaten Purworejo, Magelang, Wonosobo dan Banjarnegara itu mengikuti sertifikasi kompetensi di Purworejo, pada Rabu dan Kamis (10-11/4). Pemprov menginginkan nantinya mereka menjadi pramuwisata yang kompeten dan siap diterjunkan untuk memandu turis lokal dan mancanegara, saat Bandara Internasional Yogyakarta telah beroperasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka (pramuwisata) memang harus dipersiapkan. Jika mereka semakin berkualitas maka pembangunan pariwisata di Jawa Tengah juga semakin maju. Apalagi jika dikaitkan akan adanya Bandara Internasional Yogyakarta," katanya di sela-sela acara sertikasi, Rabu (10/4/2019).
![]() |
"Sertifikasi juga berguna bagi biro perjalanan untuk mengikuti lelang. Sertifikat pramuwisata merupakan syarat ikut proses pengadaan. Sekarang sudah banyak stakeholder pariwisata yang menanyakan kepemilikan sertifikat kepada pramuwisata yang menawarkan layanan mereka," imbuh Trenggono.
Disporapar Jateng secara rutin menganggarkan program sertifikasi untuk pramuwisata. Untuk tahun 2019, sertifikasi direncanakan menyasar minimal 500 pramuwisata. Untuk tahun 2018, pemprov dibantu Kemenpar mensertifikasi kurang lebih 800 pramuwisata.
"Data Disporapar Jateng menyebut kurang lebih 2.000 pramuwisata menjalankan profesinya di Jawa Tengah. Baru sekitar 900-an pramuwisata yang bersertifikat, ada seribuan lebih yang belum dan terus disertifikasi secara bertahap," tambahnya.
![]() |
Sementara itu, ketua HPI Jawa Tengah, Pandhu Satyabrata menambahkan, sertifikasi akan meningkatkan penghasilan pramuwisata. Namun, di sisi lain penguasaan bahasa menjadi kendala bagi pramuwisata. Baru sekitar 20 persen saja pramuwisata di Jawa Tengah yang menguasai lebih dari dua bahasa asing.
"Standar penghasilan pemandu bersertifikat lebih tinggi, para pengguna jasa sudah paham akan hal tersebut. Namun ada kendala biasanya dalam penguasaan bahasa. Kalau secara umum, mereka pasti kuasai satu bahasa asing, terutama Bahasa Inggris dan hanya sebagian yang menguasai lebih dari dua bahasa, mereka kebanyakan melayani wisatawan di Borobudur, Semarang, Dieng dan Prambanan," ucapnya. (krn/krn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan