Berdiri di Eskalator MRT Harus di Salah Satu Sisi, Ini Alasannya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Berdiri di Eskalator MRT Harus di Salah Satu Sisi, Ini Alasannya

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Jumat, 12 Apr 2019 16:30 WIB
Ilustrasi eskalator MRT (iStock)
Jakarta - Hadirnya MRT di Jakarta perlu disikapi penggunanya. Misalnya sebatas aturan sederhana berdiri di satu sisi eskalator. Ini alasan di baliknya.

Walau telah umum diketahui di negara asing, mungkin tak banyak orang Indonesia yang tahu aturan berdiri di satu sisi eskalator. Di mana sisi lain eskalator yang tak dipakai untuk berdiri diperuntukkan untuk orang yang ingin berjalan lebih cepat.

Hal itu pun sempat menjadi perbincangan di media sosial saat MRT mulai dibuka untuk umum beberapa waktu lalu. Kemacetan sempat terjadi di eskalator saat itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BACA JUGA: MRT Jakarta Sudah Bagus, Tapi Orang-orang di Eskalatornya Itu Lho

Apabila kamu datang ke negara seperti Singapura atau Jepang yang terkenal memiliki pola kerja cepat, bukan tak mungkin kamu ditegur karena berdiri memenuhi tiap sisi eskalator.

Usut punya usut, aturan berdiri di satu sisi eskalator itu dibuat melalui sejarah panjang. Ditelusuri detikcom dari berbagai sumber, Jumat (12/4/2019), etika berdiri di satu sisi eskalator itu ternyata sudah ada sejak tahun 1911 silam di Inggris.

Menurut situs berita Londonist, penemuan eskalator pertama kali diimplementasikan pada stasiun Earl's Court London kala itu. Diketahui, Charles Seeberger adalah orang pertama yang mematenkannya.

Secara fungsi, keberadaan eskalator yang berupa lantai berjalan saat itu merupakan sebuah kemajuan yang memudahkan manusia. Desain eskalator kala itu juga disebut cukup berbeda dengan zaman sekarang.

(Alex Segre/Getty Images)(Alex Segre/Getty Images)


Di tahun tersebut, konon ada sebuah partisi diagonal yang dipasang di ujung eskalator. Di mana partisi diagonal itu akan mendorong pengguna eskalator untuk melangkah ke sisi kiri.

Semenjak itu, disepakati kalau mereka yang berjalan di eskalator harus berdiri di sebelah kiri. Jika tidak, mereka harus memotong garis yang berdiri dan itu akan menimbulkan kekacauan.

Seiring berjalannya inovasi, desain eskalator pun kian berubah. Partisi diagonal pun dihilangkan. Hanya saja bagi masyarakat London, tradisi berdiri di sisi kanan tetap dilakukan.

Selain di London, sejumlah negara lain seperti China, Hong Kong dan Belgia diketahui juga mengikuti etika tersebut. Hanya saja, sejumlah negara seperti Singapura hingga Jepang malah menerapkan aturan berdiri di sisi kiri dan sisi kanan untuk berjalan. Ada sedikit perbedaan di sini.

BACA JUGA: Berdiri di Satu Sisi Eskalator, Pernah Diprotes China

Fakta di atas menjelaskan, perbedaan posisi berdiri dan berjalan di eskalator cukup berbeda di tiap-tiap negara. Hanya saja, semua sepakat kalau satu sisi digunakan untuk berdiri dan satu lagi untuk berjalan.

Hanya saja, etika berdiri di satu sisi eskalator itu sempat dipertanyakan oleh publik China. Situs edukasi Macleans menjelaskan, kalau pihak pengelola subway Nanjing di China pernah mengeluarkan ajakan untuk menghilangkan etika tersebut.

Alasannya, sekitar 95% bagian kanan eskalator di Nanjing mengalami kerusakan gara-gara mayoritas penggunanya gemar berdiri di satu sisi eskalator saja seperti diberitakan media South China Morning Post.

Untuk di Indonesia, etika memakai eskalator MRT pun mengikuti Singapura sebagai rujukan. Yakni berdiri di sisi kiri dan berjalan di sisi kanan eskalator. Lain ladang, lain belalang.

Kurang lebih itu alasan mengapa traveler harus berdiri di satu sisi eskalator dan mengosongkan sisi lainnya untuk pengguna yang ingin berjalan cepat. Kamu sudah menerapkan aturan itu dalam praktek sehari-hari belum? (aff/aff)

Hide Ads