Untuk itu, vokalis band reggae asal Papua The Comen Rasta, Gorby-The Comen Rasta mengajak masyarakat berkumpul di lokasi festival yang berada di Lapangan Swakarsa, Waris, Kabupaten Keerom, Papua.
"Kami mengundang semuanya untuk hadir di FC-Keerom 2019. Mari bergembira bersama dalam warna reggae. Kami memiliki aransemen khas warna Papua. Jadi, dijamin FC-Keerom ini akan semakin meriah dan berwarna," ungkap Gorby dalam keterangan tertulis, Jumat (12/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi yang belum yahu, The Comen Rasta dibentuk pada 10 Juni 2009. Homebase-nya berada di Dok V, Komplek Hotel Numbay, Jayapura, Papua.
"Kami ini terus berkarya untuk menyuarakan nyanyian khas anak Papua. Tujuannya, agar budaya Papua ini terus dikenal di mancanegara," jelasnya.
Kekentalan rasa Papua dalam band ini bisa dilihat dari namanya. Sebab, Comen adalah nama panggilan akrab bagi putra-putri asli Papua. Panggilan ini juga berlaku bagi warga peranakannya.
Lalu, Rasta jadi penegas kecintaan mereka terhadap musik reggae. Gorby pun menambahkan, masyarakat Papua hingga PNG sangat menyukai warna musik reggae.
"Ornamen Papua sangat kental melekat pada kami. Meski demikian, kami tetap membuka diri dengan budaya baru. Masyarakat di sini sangat suka dengan musik reggae. Pun serupa dengan masyarakat PNG yang memiliki kemiripan budaya. Kami tentu optimistis FC-Keerom 2019 ini akan sukses menarik warga PNG menyeberang ke Keerom," lanjutnya.
Eksis hampir 1 dekade, sudah banyak karya yang mereka ciptakan. Selain bersama The Comen Rasta, Gorby juga telah merelease 5 album solo, di antaranya, The Comen Rasta, 2 in 1, dan Bidadari Hatiku, Tmar Nticam, dan Siapakah Aku ini Tuhan.
"The Comen Rasta memberikan space berkarya yang lebar. Kreativitas setiap personelnya tidak dibatasi. Untuk FC-Keerom 2019, kami sudah siapkan performa terbaik. Ada banyak hits yang akan ditampilkan," katanya.
"Jadi, momentum pesta reggae di FC-Keerom 2019 jangan sampai terlewatkan. Sekali lagi, pastikan warga PNG dan Papua berkumpul semua di FC-Keerom 2019," tambahnya.
Melengkapi pesta reggae, FC-Keerom 2019 juga menampikan Parade Kesenian Papua. Keerom terkenal dengan Tari Cenderawasih. Tarian ini berasal dari Kampung Ampas, Distrik Waris, Keerom, Tari Cenderawasih kerap dipentaskan di luar Papua.
Selain Cenderawasih, Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani menjelaskan Keerom juga memiliki Tari Seni Absawo. FC-Keerom 2019 juga menampilkan bazar dan games.
"Papua ini penuh musisi bertalenta hebat. Gorby-The Comen Rasta ini figur luar biasa. Kehadirannya ini tentu semakin menguatkan warna Papua di FC-Keerom 2019. Mulai atur perjalanan menuju Keerom. Di sana ada banyak sekali kemeriahan budaya dan lainnya," tegas Ricky.
Secara geografis, Keerom memiliki luas 9.365 km persegi. Kabupaten ini terbagi dalam 11 distrik. 5 distrik di antaranya berbatasan langsung dengan PNG. Distrik itu adalah, Arso Timur, Towe, Senggi, Waris, dan Web.
Keerom juga satu dari beberapa kabupaten yang bersinggungan langsung dengan PNG. Selain Keerom, ada juga Kota Jayapura, Pegunungan Bintang, dan Merauke.
"Experience terbaik ditawarkan FC-Keerom 2019. Ada banyak inspirasi yang bisa didapat pengunjung melalui konten-kontennya. Ras Muhammad hingga Gorby adalah sosok luar biasa. Mereka berkomitmen kuat di jalurnya dengan karya terbaik. Ayo bergabung di FC-Keerom 2019," tutup Menpar Arief Yahya. (idr/fay)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour