Kisah Muslim dan Hindu Bersatu Lawan Harimau Suruhan Setan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Muslim dan Hindu Bersatu Lawan Harimau Suruhan Setan

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Senin, 15 Apr 2019 08:25 WIB
Harimau Bengal Taman Nasional Sundarbans (BBC Travel)
Dhaka - Ini adalah sebuah kisah toleransi antarumat beragama di Bangladesh. Umat Muslim dan Hindu bersatu mengatasi harimau buas yang diyakini suruhan setan

Melansir BBC Travel, Senin (14/4/2019) ini adalah cerita dari Taman Nasional Sundarbans, hutan bakau di delta Sungai Gangga yang lebat membentang di perbatasan Bengali di India dengan Bangladesh. Di Bengali, Sundarbans punya ratusan pulau dan membentang lebih dari 10.000 km2.

Rawa dan pulau berhutan lebat ini adalah rumah bagi sekitar 50 spesies mamalia, 315 jenis burung dan 59 jenis reptil. Yang paling terkenal dikenal sebagai salah satu habitat terakhir dari Harimau Royal Bengal. Taman nasional ini juga menjadi tempat wisata di Bangladesh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di seluruh Sundarbans, yang berjarak sekitar 300 km dari Dhaka lebih dari 4,5 juta penduduk Hindu dan Muslim bertahan hidup dengan memancing di sungai atau masuk ke dalam hutan mencari kayu dan madu. Buaya, ular dan harimau sering membunuh penduduk desa. Setiap tahun harimau bisa membunuh hingga 60 orang.

Lanskap Taman Nasional Sundarbans, Bangladesh (BBC Travel)Lanskap Taman Nasional Sundarbans, Bangladesh (BBC Travel)


Satu hal yang menyatukan umat Hindu dan Muslim adalah Bonbibi. Orang Hindu menyebutnya sebagai, Dewi Hutan pelindung warga. Umat Muslim meyakininya sebagai seorang Muslim di Arab Saudi yang setelah pergi ke Makkah, memiliki kekuatan gaib yang membawanya 5.000 km dari Arab ke Sundarbans.

Ketika Bonbibi tiba, dia melihat hutan dipenuhi harimau pemakan manusia dan diperintah oleh setan bernama Dakshin Rai. Bonbibi mengalahkan Dakshin Rai dan menyelamatkan hidupnya setelah dia berjanji untuk berhenti membiarkan harimau membunuh orang.

Bonbibi menjadi penguasa tertinggi hutan dan sekarang disembah oleh umat Hindu. Sementara Dakshin Rai melarikan diri ke hutan yang gelap dan diyakini sekarang muncul dalam wujud seekor harimau buas.

Dewi Bonbibi dan harimau Bengal (BBC Travel)Dewi Bonbibi dan harimau Bengal (BBC Travel)

Tidak seperti Hindu, umat Islam tidak menyembah Bonbibi. Tetapi hampir setiap desa di Sundarbans yang terbagi di India dan Bangladesh memiliki Kuil Bonbibi di pintu masuk desa Umat Islam membantu tetangga Hindunya dengan menyumbang uang untuk membeli susu, buah, permen dan persembahan lainnya untuk dewa.

Persembahan ini, yang dikenal sebagai bhog, diletakkan di kaki Kuil Bonbibi. Dalam tradisi Hindu, kata 'bibi' sering digunakan sebagai bagian dari nama keluarga perempuan muslim yang sakral.

Ada Festival Bonbibi setiap tahun, antara Januari dan Februari. Umat Hindu dan Muslim berkumpul di kuil mendengar kisah Bonbibi menaklukkan Dakshin Rai. Wanita berpuasa dari matahari terbit hingga senja, untuk melindungi keluarga mereka dari bahaya harimau.

"Saya mendengar ada konflik masyarakat di banyak tempat di negara ini. Tapi kami tidak punya masalah dengan teman-teman Hindu kami. Dalam festival keagamaan Islam, kami mengundang tetangga Hindu juga. Ini tradisi lokal," kata Hazarat Gazi, seorang warga Dayapur di Pulau Satjelia.

(BBC Travel)(BBC Travel)

Setiap kali nelayan atau pengumpul madu pergi ke hutan, mereka berdoa kepada Bonbibi untuk mengambil seperlunya. Perempuan juga menaruh bunga kepada Bonbibi di hari-hari keberuntungan agar membawa berkah bagi rumah tangganya.

Sementara warga desa di pulau dataran rendah menempatkan sesajen puding beras di dekat tempat pemujaan sederhana yang dilindungi oleh atap jerami dan tiang bambu. Di desa dataran tinggi Dewi Bonbibi akan diletakkan berdiri di atas seekor harimau dan mengenakan karangan bunga yang rumit.

Tapi bukan artinya tidak ada konflik. Umat Hindu tidak senang nama Bibi dipakai wanita muslim. Sebagian kelompok umat muslim Bengali pun balik menentang penyembahan berhala Bonbibi. Niranian Raftan, seorang pemandu hutan dari Desa Jamespur di Pulau Satjelia, mengatakan masyarakat khawatir dengan orang yang melanggar sumpah pada Bonbibi dan menjadi serakah.

(BBC Travel)(BBC Travel)

Sumber daya alam hutan semakin menipis dan menyebabkan peningkatan serangan harimau. Di Desa Mitrabari, desa nelayan, petani, pengumpul madu, banyak perempuan kehilangan suami dan putra mereka dalam serangan harimau Royal Bengal.

Penggundulan hutan, erosi tanah dan berkurangnya habitat, membuat Harimau Royal Bengal masuk ke desa dan menyerang warga. Warga desa dan petugas kehutanan menangkap harimau dengan panah bius dan melepaskannya kembali ke hutan.

Harimau Royal Bengal menyerang mangsanya dari belakang. Banyak pengumpul madu dan nelayan di Sundarbans mengenakan topeng di belakang kepala mereka.

Kini, masa depan harimau itu terancam punah ini dan juga dewinya. Tetapi, selama orang dan predator hidup berdampingan di Sundarbans, masih ada kemungkinan Bonbibi akan terus ada di sana, diam-diam mengawasi siapa saja yang mencari perlindungannya.


Simak Juga "Lahir di Australia, 3 Harimau Sumatera Diberi Nama Unik":

[Gambas:Video 20detik]

(bnl/fay)

Hide Ads