Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung mengatakan semangat persatuan yang dikumandangkan di Bandung saat itu, akan menjadi inspirasi untuk pelaksanaan Car Free Day Jakarta yang mengangkat tema Pesona Jawa Barat.
"Tahun 1955 adalah momen bersejarah buat Indonesia dan dunia. Karena saat itu negara-negara Asia dan Afrika yang antikolonialisme berkumpul. Konferensi ini melambangkan persatuan dan persabahatan antarbangsa," kata Adella dalam keterangan tertulis, Rabu (24/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan semangat mengedepankan persatuan inilah yang akan menjadi inspirasi untuk pelaksanaan Car Free Day Jakarta, pada Minggu (28/4/2019) mendatang, di Park and Ride Thamrin, tepatnya samping Hotel Sari Pacific Thamrin.
Baca juga: Menpar Meet Up! Millennials di Transmedia |
"Inspirasi yang akan kita berikan adalah kita semua bersaudara. Kita semua sama. Kebersamaan ini yang akan membuat kita kuat. Kebersamaan itu juga yang dilakukan tahun 1955. Saat negara-negara Asia dan Afrika menentang kolonialisme," paparnya.
Betapa penting dan bermaknanya pristiwa bersejarah 1955 itu bahkan diabadikan menjadi sebuah museum, yaitu Museum Konferensi Asia Afrika di Bandung.
Senada dengan Adella, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, Rizki Handayani mengatakan Konferensi Asia Afrika telah menjadi bagian sejarah dunia.
"Konferensi Asia Afrika menjadi wisata sejarah di Jawa Barat. Makanya setiap tahun selalu ada refleksi dari peristiwa itu. Kementerian Pariwisata mencoba mengingatkan peristiwa sejarah tersebut lewat Car Free Day," ujar Rizki.
Di sisi lain, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan Car Free Day memberikan ruang dalam memperkenalkan kembali Konferensi Asia Afrika yang sarat sejarah.
"Konferensi Asia Afrika menjadi bagian sejarah perjalanan dunia, khususnya perjalanan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika. Dan momen Car Free Day akan mengingatkan hal itu, agar kaum muda tidak lupa dengan sejarah yang membuat bangga bangsa Indonesia. Karena saat itu Indonesia menjadi yang terdepan untuk melawan kolonialisme," kata Arief.
Komentar Terbanyak
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti
Kronologi Penumpang Lion Air Marah-marah dan Berteriak Ada Bom