Berkaca Soal Pengelolaan Sampah Plastik dari Jepang

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Berkaca Soal Pengelolaan Sampah Plastik dari Jepang

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Minggu, 19 Mei 2019 09:42 WIB
Foto: Ilustrasi Jepang (Aisyah/detikcom)
Jakarta - Terkait pengelolaan sampah plastik, sepertinya Indonesia harus belajar lebih banyak dari Jepang. Pengelolaan sampah plastik di sana sudah amat maju.

Sampah plastik tak hanya menjadi masalah bagi Indonesia saja. Berbagai negara di dunia juga menghadapi masalah yang sama. Tak terkecuali Jepang. Cuma bedanya pengelolaan sampah plastik di Jepang sudah sangat maju bila dibandingkan dengan Indonesia.

Taichi Matsui, Outbound Director H.I.S Travel Indonesia yang asli Jepang, pun menceritakan sedikit contoh soal pengelolaan sampah plastik di negaranya. Menurut Taichi, dulu Jepang juga menghadapi masalah sampah plastik yang sama seperti di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kondisi di Jepang, di convenience store atau supermarket, plastik masih dibagikan secara gratis. Hanya saja di beberapa tempat sudah mulai menjual 200 rupiah per plastiknya. Di Indonesia saya rasa sudah dimulai di beberapa tempat sudah tidak lagi menggratiskan plastik. Setelah 2020 nanti, Pemerintah Jepang akan mulai tidak menggratiskan lagi kantong plastik," jelas Taichi di Kantor H.I.S Travel, Gandaria City Mall Lantai 2 Jakarta.

Di Jepang sendiri, kampanye pengurangan sampah plastik sudah dimulai sejak tahun 2007, alias sudah 12 tahun yang lalu. Berbagai cara dan media kampanye dilakukan, hasilnya sekarang ada salah satu prefektur di Jepang yang 95% penduduknya menggunakan kantong belanja sendiri.

"Di Jepang sudah dari 2007, 12 tahun yang lalu ada kampanye mengurangi sampah plastik. Ada istilahnya ecobag dan mybag. Warga disarankan menggunakan kantong belanja sendiri. Sampai saat ini ada prefektur di Jepang yang 95% penduduknya punya ecobag. Salah satu alasannya karena selama 12 tahun mereka mempromosikan itu terus menerus. Pemerintah Daerahnya terus melakukan campaign lewat TV, media-media cetak, flyer, semuanya. Memang tidak mudah, tapi sebenarnya bisa," tegas Taichi.



Sementara soal pengelolaan sampah plastik, Jepang memang sudah maju. Pembagian kategorinya sudah jelas. Ada kurang lebih 8 jenis sampah plastik yang berbeda. Pengkategorian ini untuk mempermudah me-recycle sampah plastik yang dibuang masyarakat.

Untuk satu botol air minum saja, ada 3 bagian sampah yang dimasukkan ke kantong yang berbeda. Dan ingat, membuang sampah plastik sesuai dengan kategorinya ini bukanlah tugas petugas sampah, melainkan dari kesadaran kita sendiri agar proses daur ulang jadi lebih mudah.

"Sampah di Jepang dibagi jadi beberapa kategori. Masing-masing daerah ada perbedaan. Tapi umumnya ada 8 jenis. Salah satu contohnya botol air minum. 1 Botol air minum kemasan dibagi jadi 3. Tutupnya dibuang sendiri, label plastiknya dibuang sendiri dan terakhir botolnya dibuang di tempat sendiri. Salah satu tujuannya mempermudah proses daur ulang. Itu bukan petugas yang memilah, tapi masyarakatnya yang memilah," ungkap Taichi.



Meski mengakui bahwa mengubah kebiasaan itu sulit, tapi Taichi yakin dan optimis bahwa masyarakat Indonesia akan sadar soal sampah seperti masyarakat Jepang.

"2 contoh tadi mudah-mudahan bisa bermanfaat. Saya yakin masyarakat Indonesia bisa melakukan seperti apa yang dilakukan di Jepang," tutup Taichi. (wsw/wsw)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Bumi Rumah Kita
Bumi Rumah Kita
73 Konten
Selamat Hari Bumi! Mari tidak hanya sekadar mengucapkannya, tapi ambil bagian untuk menjaga dan merawat Bumi lebih baik lagi. Bumi adalah rumah kita.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads