"Saat ini, pariwisata memang ngetren banget. Pariwisata menjadi core bisnis, dan mahasiswa bisa berkontribusi dengan baik. Mahasiswa harus ikut andil membangun pariwisata di Indonesia. Buat Kemenpar, terima kasih banyak atas ilmu yang diberikan, ini membuka peluang kerja para mahasiswa dan mahasiswi kami semakin terbuka dan berpeluang," ujar Abdurrahman, dalam keterangan tertulis, Rabu (22/5/2019).
Hal itu mengingat industri pariwisata Indonesia yang diproyeksikan menyumbang devisa terbesar bagi negara, yaitu sekitar USD 20 miliar sepanjang tahun 2019. Karena itu, perlu sekali menyiapkan masyarakat yang memahami potensi wisata di daerahnya, termasuk para anak muda dalam hal ini para insan kampus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apalagi kalau ada perubahan menteri semoga program Kemenpar yang luar biasa ini terus berlanjut. Karena Kemenpar sekarang sudah sangat masif di semua lini. Program pak Menteri Arief Yahya itu sudah sangat on the track dan terus bisa menyesuikan zaman. Termasuk mendekat milenial dengan program Goes to Campus," ujarnya.
Sementara itu, salah satu narasumber dari Kemenpar, Fransiskus Handoko mengatakan pariwisata Indonesia bahkan ditarget menjadi yang terbaik di kawasan regional. Untuk itu, kerja keras harus dilakukan dengan pembenahan di segala bidang.
"Sejauh ini, pesaing utama Indonesia adalah Thailand yang mengantongi devisa pariwisata lebih dari USD 40 miliar. Memang berat mengalahkan negara tersebut. Tapi saya yakin, selama ada tekad untuk menjadi yang terbaik, tak ada yang tak mungkin. Dengan dukungan para mahasiswa dan mahasiswi perkembangan pariwisata akan semakin meningkat," ujarnya.
Terlebih, lanjut Fransiskus, country branding Wonderful Indonesia menempati ranking 47 dunia. Posisi tersebut mengalahkan country branding Truly Asia Malaysia (ranking 96), dan country branding Amazing Thailand (ranking 83).
Sejalan dengan semangat menjadi yang terbaik, Kemenpar menggelar Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Goes to Campus di Universitas Negeri Semarang. Menurutnya, pelatihan ini dilakukan mengingat SDM memiliki peran paling penting dalam pengembangan pariwisata.
"Program ini sengaja kami gelar dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan wawasan SDM pariwisata. Khususnya yang ada di kawasan-kawasan potensial seperti Semarang. Dari kegiatan ini, kami berharap akan muncul kader-kader pariwisata yang bisa berpartisipasi dalam mengembangkan wisata," tambah Deputi Bidang Industri dan Kelembagaan Kemenpar, Ni Wayan Giri Adnyani.
Ni Wayan mengatakan pelatihan ini sengaja menyasar kalangan mahasiswa, karena ingin membuka wawasan generasi milenial mengenai pariwisata.
"Mungkin sebagian dari para mahasiswa berasumsi bahwa pariwisata hanya meliputi destinasi yang indah. Yang keren buat selfie. Kita ingin membuka wawasan mereka. Kita kasih tahu jika pariwisata memiliki lebih banyak bagian dari yang mereka bayangkan," ungkapnya.
Kassubid Pengembangan SDM pada Asisten Deputi Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antarlembaga Kemenpar Alfin Merancia menambahkan, generasi milenial yang kini duduk sebagai mahasiswa, ditandai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Mereka tumbuh bersama hadirnya berbagai media sosial yang menawarkan beragam fitur menarik.
"Dari sini, mahasiswa bisa membantu mempromosikan wisata Indonesia melalui gadget. Melalui akun media sosialnya, baik Instagram, Facebook maupun twitter. Bahkan, mahasiswa juga bisa mendapatkan peran yang lebih penting. Yaitu terjun langsung ke dunia usaha pariwisata," terangnya.
Alfin membeberkan, mahasiswa bisa mulai dari sektor pelayanan jasa sarana pariwisata. Misalnya dengan menyediakan transportasi, menjadi guide, atau bahkan membuka biro perjalanan. Banyak hal yang bisa dilakukan, mulai dari hal yang sederhana hingga penanganan wisatawan skala besar.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebutkan mahasiswa sebagai agen perubahan. Mereka bagian dari pentahelix yang merupakan unsur kuat dalam pengembangan pariwisata. Lebih tepatnya, mahasiswa masuk dalam unsur akademisi. (mul/mpr)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!