Dilansir dari CNN, Kamis (13/6/2019) baru-baru ini para peneliti dari Science Advances menemukan makam di pedalaman Himalaya. Tepatnya di Pegunungan Pamir, yang masih masuk dalam rangkaian Pegunungan Himalaya yang berada di perbatasan Pakistan dan China.
Para peneliti dari China dan Jerman menilai, makam tersebut usianya sudah 2500 tahun. Tentu, penemuan makamnya akan diteliti lebih jauh tentang bagaimana kehidupan manusia ribuan tahun lalu di sekitar Pegunungan Himalaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Para peneliti mengungkapkan, ganja digunakan dalam upacara kematian atau ketika hendak mengubur seseorang. Ganja, mungkin sebagai media untuk berkomunikasi dengan roh atau leluhur.
"Ganjanya dibakar dalam suatu tungku dari kayu di atas bara api. Kemudian dihirup di ruangan tertutup," ujar Nicole Boivin, peneliti dari Max Planck Institute for the Science of Human History.
BACA JUGA: Amsterdam dan Ganjanya
Tanaman ganja menghasilkan senyawa aktif dalam jumlah yang lebih besar ketika tumbuh pada ketinggian yang lebih tinggi. Usut punya usut, tanaman ganja sudah digunakan oleh manusia di sekitar kawasan Asia bagian timur sejak 4000 tahun Sebelum Masehi.
"Menemukan bukti seperti ini adalah seperti mencari jarum di tumpukan jerami," kata Nicole Boivin.
![]() |
Para peneliti pun akan meneliti lebih dalam tentang penggunaan ganja tersebut. Bahkan bisa saja, tanaman ganja dari wilayah pedalaman Himalaya itu pernah eksis kala masanya Jalur Sutra.
"Prespektif tentang ganja di zaman modern sangat berbeda dengan zaman dulu, yang merupakan bentuk budaya dan tradisi. Tetapi jelas, ganja memiliki sejarah panjang tentang ilmu medis, ritual dan lainnya selama ribuan tahun lamanya," kata peneliti lainnya, Robert Spengler.
Simak Juga 'Yang Keren di Himalaya Selain Everest':
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol