Apa maksudnya. Hal itu diutarakan oleh Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, Iwan Sutiarso dalam menyambut wartawan dalam acara media gathering Kemenpar, Rabu (10/7/2019) kemarin.
Mula-mula, Iwan bercerita tentang sinergi pemerintah dan wartawan dalam membangun pariwisata daerah. Lalu, ia menceritakan tentang potensi-potensi yang ada di wilayahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Lebih lanjut, ia menyebut Candi Borobudur yang jadi awal mula pengembangan pariwisata. Pariwisata itu dinilainya sebagai pariwisata berbasis kerakyatan karena peran serta masyarakat sangat besar di dalamnya.
"Kita bisa lihat Borobudur dan merasakannya tak hanya ke sana langsung. Kamu bisa melihatnya dengan datang ke Punthuk Setumbu hingga Gereja ayam. Itulah pengembangan pariwisata Magelang yang berbasis masyarakat," tegas Iwan.
"Karena dari situ ada peluang kerja dan masyarakat bisa berusaha," imbuh dia.
BACA JUGA: Ini Lho Jembatan Jokowi Yang Ngehits di Magelang
Tak hanya itu, pengembangan pariwisata Magelang juga merambah ke wisata alam hingga budaya. Ada pula sport tourism berskala internasional di sini.
"Kita cintai alam ini kita perhatikan. Lalu ada ribuan orang ke Sungai Elo untuk bermain rafting. Kita bikin pula Festival Kali Elo. Berkembang lagi ke Jeep jurang Jero. Down Hill di lereng Merapi hingga adanya VW Wisata," urai Iwan.
"Pemberdayaan masyarakat karena mereka bisa memanfaatkan peluang dengan menjadikan rumahnya sebagai homestay. Itulah pariwisata ekonomi kerakyatan," imbuh dia menegaskan.
![]() |
Sebanyak 14 candi ada di wilayah Magelang. Kata Iwan, beberapa di antaranya belum dimanfaatkan sama sekali.
Ada pula pegiat atau guide lokal dalam kegiatan media gathering Kemenpar bersama Pemkab Magelang kali ini. Mereka ingin memberi tahu bahwa ada usaha serius untuk memajukan wisata di sini.
Tunggu di artikel selanjutnya ya!
(wsw/aff)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!