Menpar Pantau Percepatan Danau Toba Jadi Destinasi Prioritas

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Menpar Pantau Percepatan Danau Toba Jadi Destinasi Prioritas

Akfa Nasrulhak - detikTravel
Jumat, 19 Jul 2019 17:28 WIB
Foto: Dok. Kemenpar
Jakarta - Kementerian Pariwisata terus memantau jalannya wisata Danau Toba yang merupakan salah satu dari destinasi super prioritas pemerintah. Menteri Pariwisata Arief Yahya pun mengecek situasi terkini, untuk menyelami akar persoalan yang paling dasar dan menemukan solusi percepatan pengembangan destinasi super prioritas di Sumatera Utara itu.

Pada Kamis, (18/7/2019), setelah melakukan perjalanan darat dari Poltekpar Medan ke Parapat, Arief langsung menuju ke The Kaldera Danau Toba, yang dikelola oleh Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT). Saat itu, kondisi hujan dan suhu di sela-sela pohon pinus The Kaldera Danau Toba nge-drop hingga di bawah 20 derajad Celcius.

"Saya menindaklanjuti arahan Pak Presiden Jokowi di Ratas 15 Juli 2019 lalu, untuk melakukan percepatan 5 destinasi super prioritas, dan salah satunya Danau Toba. Saya harus pastikan semuanya running," ungkap Arief, dalam keterangan tertulis, Jumat (19/7/2019).

Saat kunjungan tersebut, Arief membuat banyak keputusan di lapangan. Malamnya, hingga tengah malam disambung rapat dengan BOPDT. Dari soal infrastruktur, marketing, events, sampai ke eksekusi budgeting. Dari masalah Akses, Atraksi, sampai ke Amenitas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Intinya, kawasan Danau Toba harus segera hidup dan menjadi destinasi kelas dunia," ungkap Arief.

Arief mengupayakan terobosan baik dari sisi marketing yang sudah menggunakan teknologi digital sejak awal, pengembangan destinasi, sampai ke soal SDM di masyarakat.


"Kalau kita serius, bersungguh-sungguh, maka sukses itu akan menemukan jalannya sendiri," katanya.

Dalam kesempatan itu, Arief juga mengunjungi Desa Sigapiton yang sedang dibina menjadi Desa Wisata. Sigapiton adalah desa terdekat dengan The Kaldera, yang rata-rata bermata pencaharian sebagai nelayan danau dan petani. Jaraknya sekitar 3 kilometer, persis di bibir danau, dengan jalan yang hanya muat untuk satu mobil saja.

Di sana, bertemu dengan masyarakat, ditemani Bupati Tobasa Darwin Siagian, Camat Ajibata Tigor Sirait, Kadis Lingkungan Hidup Kab. Tobasa Mintar Manurung, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Dadang R Ratman, Ketua Tim Percepatan 10 Destinasi Prioritas Hiramsyah S Thaib, Dirut BOPDT Arie Prasetyo, Ketua Tim Percepatan Homestay Anneke Prasyanti, dan beberapa pejabat lainnya.

Kepada masyarakat Sigapiton, Arief berjanji untuk menjadikan kampung ini sebagai Desa Wisata. Karena itu, ia meminta BOPDT untuk menjadi 'bapak asuh'-nya, untuk melatih hospitality, mengurus homestay, menjaga kebersihan dan menata lingkungan, membuat dan menyajikan kuliner yang standar pariwisata.

"Saya menugaskan Arie BOPDT, untuk melakukan Bimtek langsung, 70% praktik, 30% teori, bagaimana menata interior yang bagus, baik homestay maupun di restorannya. Kedua, ibu-ibu mohon diajari tata boga, kuliner, menata makanan agar menarik. Ketiga, manajemen kamar, homestay, agar ditata dengan rapi dan satu manajemen," kata Arief.

Arief juga meminta agar segera menunjuk satu anak muda, yang paham digital, bisa menggunakan teknologi untuk reservasi maupun pembayaran. Pendek kata, anak muda tersebut diajari mengoperasikan booking system dan payment gateway yang memudahkan traveler untuk memesan sampai membayarnya secara digital.

"Biar nanti anak muda itu menjadi semacam Resort Manager! Dan bapak ibu harus nurut dengan management," pintanya.


Arief melanjutkan, anak muda itu bisa lulusan Poltekpar Medan, atau dari mana saja, yang memahami hospitality dan sifatnya membantu. Dia dipekerjakan oleh BOPDT, hanya untuk mengurus manajemen amenitas di sini.

"Khusus untuk pelatihan penataan kamar, kuliner dan penyajiannya, nanti saya atau Pak Bupati bisa minta tolong Hotel Inna Parapat untuk membantu menularkan ilmunya," ungkap Arief.

"Saya selalu berprinsip, dalam setiap membangun kawasan Pariwisata, nomor satu mendahulukan pembangunan komunitas atau community. Masyarakat local harus menerima manfaatnya di depan. Setelah itu menjaga ecological atau alam dan lingkungan. Baru kemudian economic values-nya. Saya sering menyingkat ECE, ecological, community, economic. Itulah yang dinamakan sustainable tourism," jelas Arief.

Penjelasan Menteri Pariwisata Terbaik Asia Pacific oleh PATA ini langsung mendapat tepuk tangan masyarakat. Pria asal Banyuwangi yang pernah dinobatkan sebagai Marketeer of The Year 2013 oleh Mark Plus itu juga sudah menyekolahkan Pariwisata sekitar 20 anak asli Danau Toba ke STP Nusa Dua Bali. Tujuannya, agar mereka bisa belajar dan praktik bagaimana bekerja dalam industri Pariwisata.

"Saya berpesan, anak-anak kita harus memiliki mimpi yang tinggi, dan kita harus memastikan agar mereka bisa meraih mimpinya itu. Seperti lagu yang baru saja dinyanyikan oleh anak anak Sigapiton tadi, I have a dream! Biarlah mereka memiliki mimpi setinggi langit, mereka harus lebih baik daripada generasi kita," ungkap Doktor Strategic Management itu.


(prf/ega)

Hide Ads