"Pilihan buat Danau Toba adalah status UGG, agar levelnya naik dan diakui dunia," kata Arief, dalam keterangan tertulis, Jumat (19/7/2019).
Dalam kunjungannya ke The Kaldera Danau Toba, Kamis (18/7/2019) itu, Arief menjelaskan bahwa untuk menjadi destinasi kelas dunia, maka 3A-nya juga harus standar internasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Danau Toba, lanjut Arief, yang masuk super prioritas sekarang ada 5, yakni Danau Toba Sumatera Utara, Borobudur Joglosemar, Mandalika Lombok NTB, Labuan Bajo Komodo NTT dan KEK Likupang Minahasa Utara (Minut) Sulawesi Utara.
"Kalau atraksinya sudah kelas dunia, diakui dunia, maka mudah untuk mempromosikan di pasar-pasar utamanya," papar Arief.
Sambil menunggu status UNESCO Global Geopark, Arief minta agar The Kaldera Danau Toba ini segera running. Ajak pihak ketiga untuk mengelola secara professional dan memang sudah punya pengalaman bergerak di sana.
Menurutnya, jika kawasan The Kaldera mulai ramai dikunjungi orang, punya pemandangan instagramable dan banyak spot selfie, maka bisnis pariwisata akan hidup. Setelah itu investor akan semakin tertarik mengembangkan usahanya di The Kaldera juga.
"Kalau kita bisa membayangkannya, maka kita pasti bisa mewujudkannya. Begitu pun prinsip dalam membangun ekosistem pariwisata di sini," tuturnya.
Adapun terkait akses, lanjut Arief, Bandara Silangit sudah internasional, dan sedang diperbesar terminalnya. Panjang runway juga sudah dibangun untuk pesawat berbadan menengah. Tol Kualanamu-Tebing Tinggi sudah beroperasi. Tebing TInggi-Parapat diperlebar, ditambah inner ring road dan outer ring road. Selain itu ada juga empat pasang dermaga di Samosir dan Pulau Sumatera.
"Dari dua kapal yang dijanjikan Pak Jokowi, satu sudah! Tinggal satu lagi," ungkap Arief.
Di antara 4 Destinasi Super Prioritas lain, Danau Toba tergolong paling cepat dan paling maju infrastruktur aksesnya.
"Dulu, Silangit itu nol, dan saya yang ngotot untuk dibangun. Dulu dicibir, siapa yang mau terbang ke sana? Sekarang Anda bisa cek sendiri 450 ribu orang turun via Silangit, Siborong Borong," kata Arief.
Kalau wisatawan nusantara bisa terus bertumbuh pesat, Arief yakin international visitors juga akan bertumbuh besar. Sumatera Utara dengan ikon Danau Toba itu targetnya 1 juta wisman.
"Apakah itu mimpi? Tidak! Itu bisa kita raih, asal infrastruktur aksesnya memadahi. Anda bisa bayangkan, 1 juta orang itu jika spendingnya USD 1.000 saja, sudah aka nada perputaran uang senilai Rp 14 triliun. Maka masyarakat dan industri akan makmur di sini," jelas dia.
Arief juga mengatakan jika akses dan atraksinya telah berkelas dunia, maka para pelaku industri pariwisata akan hidup dan membuat amenitas. Dalam hal ini paling dominan di akomodasi.
Dalam kesempatan itu, Asdep Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem, Deputi Pengembangan Destinasi Kemenpar, Indra Ni Tua menjelaskan bahwa 3 surat Menteri Pariwisata ke UNESCO sudah diterima oleh UNESCO Headquarters Paris, Prancis. Yakni pada 19 Maret 2019, 29 Mei 2019, dan terakhir 27 Juni 2019, tiga pekan silam.
"Dubes RI untuk UNESCO, Pak Surya Rosa di Paris terus memonitor. Kemarin beliau bertemu Margareth Patzak yang menangani dokumen kita, kata oke, dan sudah mengirim ke cloud council yang akan mengevaluasinya," kata Indra Ni Tua.
"Insyaallah, Geopark Kaldera Toba bisa ditetapkan sebagai UGG di bulan September 2019 ini," harap Ketua Tim Percepatan 10 Bali Baru, Hiramsyah S Thaib, yang juga ikut saat Arief mempresentasikan kembali keseriusan pemerintah Presiden Jokowi untuk membangun Geopark Danau Toba.
(prf/ega)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!