"Dalam tema Tribal Grandeur di JFC 2019 ini, akan tampil rancangan fashion carnival dari 8 suku bangsa ternama dunia. Dengan ciri khas fashion carnival mereka masing-masing tentunya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (1/8/2019).
Rizki menilai JFC merupakan event berstandar dunia dan carnival terbaik pertama di Asia hingga ketiga di dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event Kemenpar Esthy Reko Astuty menambahkan level JFC dilihat dari keberhasilannya menyabet 13 kemenangan sebagai best national costume di berbagai ajang. Seperti Miss Universe, Miss World, Miss Supranational, Miss International, dan lain sebagainya. Prestasi-prestasi tersebut tentunya sangat mengharumkan nama Indonesia.
"Hal ini tentu membawa misi mempromosikan Indonesia dan Jember khususnya di kancah internasional. Tapi bila ingin menonton JFC yang sesungguhnya, hanya ada di Jember," ujar Esthy.
Wakil Bupati Jember Abdul Muqit Arief menjelaskan, dalam rangka menjaga agar penyelenggaraan JFC terus berlanjut dan semakin berkualitas di masa mendatang, pemerintah telah melakukan pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM). Antara lain dengan menggandeng para pegiat pendidikan.
"Tahun ini JFC bersama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember akan membuka Program Studi Vokasional Fashion Desain (S-1) dengan nama Indonesia Fashion Carnival. Dan program ini menjadi yang pertama di Indonesia. Selain itu, JFC juga mengadakan Program Short Course Exclusive Class di Jakarta maupun Jember," terangnya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan penyelenggaraan JFC yang semakin memperkuat posisi Jember sebagai kota karnaval terbaik di Indonesia. Karnaval yang mendapat penghargaan internasional tersebut menjadi magnet untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Jember yang tahun lalu dikunjungi sekitar 1,1 juta wisatawan.
"JFC 2019 masuk dalam top-10 dalam 100 Calender of Event (CoE) Wonder Indonesia yang digelar di seluruh Tanah Air. JFC tetap menjadi salah satu andalan dalam upaya mencapai target kunjungan 20 juta wisman dan 270 juta pergerakan wisnus," ujar Arief
Event JFC menjadi salah satu atraksi unggulan Kabupaten Jember yang terus berusaha meningkatkan 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas) sebagai unsur terpenting dalam mengembangkan pariwisata.
"Selain atraksi JFC bertaraf internasional, Jember mempunyai fasilitas akomodasi dan aksesibilitas Bandara Notohadinegoro yang telah diperpanjang runway-nya agar dapat menampung peningkatan penumpang," tuturnya.
Dia juga mengingatkan penyelenggaraan JFC tak lepas dari keseimbangan antara nilai budaya atau atraksi (cultural value) dengan nilai komersial (commercial value) untuk menjaga kelangsungan (sustainable).
"5C itu sudah Saya tetapkan menjadi standar dalam membuat event. Dan JFC sudah memenuhinya. Saya berharap event-event lain di Indonesia juga mengikuti," pungkasnya.
Diketahui JFC 2019 akan mengangkat suku bangsa yang ada di dunia. Antara lain bangsa Aztec Mexico, Mongol Mongolia, Zulu Afrika Selatan, Viking Norwegia, Karen Thailand, Polynesia. Sedangkan Indonesia diwakili oleh Suku Minahasa Sulut, dan Hudoq Kalimantan Timur.
Rangkaian JFC 2019 akan dimulai dengan acara Opening JFC 2019, Pets Carnival, Kids & Artwear Carnival, Wonderful Archipelago Carnival Indonesia, dan Grand Carnival.
(prf/ega)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?