Staf Khusus Menpar Bidang Publikasi dan Media Don Kardono mengatakan Ekowisata Nusantara adalah seri ketiga dari rangkaian lomba foto dan video Wonderful Indonesia Photography Contest (WIPC 2019).
Lomba ini terbuka bagi penggemar fotografi yang berdomisili di Indonesia, baik warga negara Indonesia, warga negara asing (yang memiliki KIMS), maupun warga negara Indonesia yang berdomisili di luar negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk kategori tertutup, peserta lomba dapat mengunggah karya fotonya langsung ke situs web panitia dengan tidak diketahui oleh peserta lainnya. Kategori ini terdiri atas tiga kelas foto, masing-masing dengan tema khusus, yaitu Wisata Petualangan, Budaya dan Sejarah (PBS); Wisatawan Sosial, Konservasi dan Pendidikan/ Penelitian (SKPP); serta Pesona Ekowisata Indonesia.
"Pada tema PBS, peserta diminta mengirimkan karya foto tentang ekowisata di Indonesia, khususnya dengan objek petualangan atau budaya dan sejarah. Pada tema SKPP, karya peserta harus menonjolkan aspek sosial, atau konservasi, atau pendidikan dan penelitian lingkungan. Sedangkan untuk tema Pesona Ekowisata Indonesia, peserta wajib mengirimkan karya foto dengan subjek pemandangan," tuturnya.
Baca juga: Dari Bantar Gebang ke Rusia |
Ketua Panitia WIPC 2019 Patricia Francisca menyatakan Ekowisata adalah kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal, serta aspek pembelajaran dan pendidikan lingkungan.
Adapun contoh-contoh objek ekowisata, untuk pemandangan alam meliputi pantai, air terjun, terumbu karang, dan lain-lain. Pada flora bisa membidik hutan, tumbuhan langka, atau tumbuhan obat. Sedangkan di kelompok fauna bisa mencari hewan langka dan endemik. Bisa juga membidik keindahan perkebunan teh atau kopi.
"Untuk wisata petualangan, peserta bisa memilih objek kegiatan alam bebas seperti lintas alam atau berselancar. Termasuk aktivitas ekstrem seperti mendaki gunung, paralayang atau aktivitas berburu babi hutan," jelasnya.
Selanjutnya, bagi peserta yang ingin mengangkat tema wisata budaya dan sejarah, bisa membidik tentang suku terasing, kerajinan tangan seperti batik dan ukiran. Boleh juga mengulik peninggalan bersejarah semacam candi, batu bertulis, atau benteng kolonial.
Untuk wisata penelitian, contohnya seperti pendataan spesies serangga, mamalia dan seterusnya. Pendataan kerusakan alam semisal lahan gundul atau pencemaran tanah. Sedangkan di sisi konservasi bisa menyorot tentang reboisasi atau lokalisasi pencemaran.
"Pada wisata sosial, konservasi dan pendidikan, meliputi pembangunan fasilitas umum di dekat objek ekowisata," terangnya.
Mengenai batas waktu pengiriman file, untuk kategori terbuka selambat-lambatnya tanggal 28 Agustus 2019. Sedangkan untuk kategori tertutup, dibuka kesempatan hingga tanggal 8 September 2019. Nantinya, pemenang akan diumumkan pada 10 September 2019.
"Untuk informasi lebih detail, peserta bisa klik www.wipcontest.com. Poster event ini dapat dilihat pada instagram @wipcontest," tandasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan lomba ini dapat mengasah kreativitas para fotografer dan videografer. Selain itu, secara tidak langsung lomba ini turut mempromosikan potensi wisata di Indonesia, khususnya ekowisata Nusantara.
"Pemanfaatan media sosial pada salah satu kategori lomba, memungkinkan potensi wisata kita terekspose lebih luas. Masyarakat bisa menikmati karya-karya peserta yang ter-posting di medsos. Kita dukung kegiatan ini, karena memberi dampak positif pada pariwisata Indonesia," tegasnya.
(mul/ega)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol