Lokasi perkebunan ini berada kurang lebih empat kilometer dari kaki gunung yang kini terus-menerus erupsi. Sebaran abu vulkanik pun merambah ke area perkebunan dan pemukiman warga.
"Biasanya kalau akhir pekan itu kami bisa mendapatkan Rp 1 juta paling kurang, tapi sejak Tangkuban Perahu meletus paling hanya Rp 200 ribu perhari, jauh sekali," ujar Onna, salah seorang pemilik warung di perkebunan teh Sukawana, Jumat (16/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiket masuk ke area perkebunan pun hanya Rp 2.500 per orang, pengunjung bisa berkemah atau melanjutkan perjalanan ke Curug Tilu, Leuwi Layung maupun sekedar 'tea walk' atau berfoto ria di area perkebunan yang menyejukkan.
BACA JUGA: Destinasi Alternatif di Bandung Pengganti Tangkuban Perahu
Di sana pun terdapat area khusus perkemahan dan trek sepeda yang dikelola oleh LMDH Desa Karyawangi.
"Biasanya suka ada turis dari luar negeri ke sini, kalau ke sini kopi dari Lembang ini laku diborong, tapi ya sejak erupsi belum melihat lagi. Mungkin karena khawatir," katanya.
Ia berharap aktivitas Gunung Tangkuban Perahu kembali normal. "Kalau terus erupsi, abunya juga sering terbawa angin ke arah rumah warga," katanya.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Hilangnya Si Penjaga Keselamatan, Ketika Museum Dirusak dan Dijarah
Mengenal Kereta Lambat yang Dinaiki Kim Jong Un ke China
10 Negara yang Mengeluarkan Travel Warning ke Indonesia karena Demo