"Terdapat tiga agama di Fakfak, Papua Barat yaitu Islam, Katolik dan Kristen Protestan. Ketiga agama ini dianggap sebagai agama keluarga di Fakfak sejak zaman dulu hingga sekarang," kata Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto kepada detikcom, Selasa (10/9/2019).
Hari melanjutkan, hal tersebut menjadi bukti toleransi di Fakfak dalam filosofi 'Satu Tungku Tiga Batu, Satu Hati Satu Saudara'. Apa artinya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tungku yang berkaki tiga membutuhkan keseimbangan yang mutlak. Jika satu dari ketiga tersebut rusak, maka tungku tidak dapat digunakan untuk memasak," lanjut hari menjelaskan.
BACA JUGA: Belum Banyak yang Tahu, Ini Simbol Toleransi & Perdamaian di Papua
![]() |
Bukti toleransi keberagaman agama di Fakfak pun terwujud pada Masjid Patimburak. Masjid Patimburak berada Kampung Patimburak, Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak.
"Masjid Patimburak dibangun oleh Raja Pertuanan Wertuar pada tahun 1870. Arsitektur masjid ini sangat unik karena ada perpaduan bentuk masjid dan gereja," terang Hari.
Jika dilihat dari kejauhan, masjid tersebut terlihat seperti gereja., karena kubahnya mirip arsitektur gereja-gereja di Eropa. Masjid Patimburak juga merupakan wujud dari nilai 'Satu Tungku Tiga Batu'.
![]() |
"Masjid Patimburak dibangun secara gotong royong oleh warga baik yang memeluk agama Islam maupun Kristen Protestan atau Katolik," ujar Hari.
Masjid Patimburak masih terawat baik dan digunakan sebagai tempat ibadah hingga kini. Masjidnya pun masuk sebagai Benda Cagar Budaya yang dilindungi oleh Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010.
Soal toleransi agama di Fakfak, menurut Hari sangat terjaga dengan baik. Tidak jarang dalam satu keluarga di Fakfak terdapat tiga agama, tetapi mereka tetap hidup rukun dan damai disertai nilai-nilai toleransi yang tinggi.
"Mereka tidak akan pernah terpengaruh oleh isu-isu, ataupun perselisihan terkait agama. Toleransi hidup beragama di Fakfak sangat kental dan tetap dipertahankan oleh masyarakat dan patut untuk dicontoh, sebagai bentuk keberagaman dan kebinekaan yang ada di Indonesia," tutupnya.
![]() |
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!