20-26 Agustus 2019, tim Tapal Batas detikcom bersama Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjelajahi Kabupaten Rote Ndao di NTT. Kabupatennya berupa kepulauan dengan total 96 pulau. Namun, hanya 7 pulau yang berpenghuni dengan Pulau Rote sebagai yang paling besar.
Terdapat 10 kecamatan di Rote Ndao. Tiap kecamatan punya potensi dan tempat wisata yang beragam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bicara soal peninggalan bersejarah alias cagar budaya, Rote juga punya. Salah satunya adalah Masjid An-Nur yang berada di Kota Ba'a, Kecamatan Lobalain.
"Masjid ini berdirinya pada tanggal 5 bulan 8 tahun 1928 merupakan masjid tertua di Rote," kata pengurus Masjid An-Nur, Muhammad Ali.
Namun Ali menjelaskan, sebelumnya di tahun 1700-an sudah berdiri masjid di Rote. Hanya saja kala itu masjidnya dibongkar.
"Tidak ada referensi sejarah yang pasti mengenai hal itu, jadilah Masjid An-Nur ini sebagai yang tertua usianya di Rote dan masih digunakan sebagai tempat ibadah hingga kini," terangnya.
Masjid An-Nur punya 1 menara menjulang tinggi. Dulunya menara tersebut digunakan sebagai tempat adzan. Sedangkan bangunan masjidnya, luasnya sekitar 700 meter persegi.
BACA JUGA: Batu Pintu, Pantai Kece Punya Pulau Rote
"Masjid An-Nur mampu menampung 200 jamaah. Salat 5 waktu berjamaah dilakukan di sini," kata Ali.
![]() |
Usut punya usut, Ali adalah keturunan dari Ismail bin Abdullah, yang membangun Masjid An-Nur. Dia menjelaskan, Ismail bin Abdullah adalah orang Bugis dan berasal dari Makassar. Ismail bin Abdullah suka berlayar untuk berdagang hingga sampai ke Rote.
![]() |
Saat ke Rote, Ismail bin Abdullah tidak melihat ada masjid. Setelah itu, dia pulang ke Makassar, membuat sketsa masjid dan kembali lagi ke Rote untuk membangun masjid.
"Makanya, bentuk masjidnya seperti masjid-masjid di Makasssar," terang Ali.
Ali menjelaskan, bahan bangunan sebagai perekat yang digunakan untuk membangun Masjid An-Nur di kala itu sangatlah tradisional. Masih pakai gula dan telur!
"Gula, telur dan pasir dicampur dan diaduk sebagai perekat. Begitu terus dilakukan setiap hari," ungkap Ali.
Sejak tahun 1992, Masjid An-Nur sudah didaftarkan dan ditetapkan sebagai Cagar Budaya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dilindungi Undang-undang No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
"Sekarang juga disebut sebagai Masjid Tua Rote. Di Kabupaten Rote Ndao sendiri, ada 11 masjid di sini," terang Ali.
BACA JUGA: Manfaat KUR Bagi Perajin Tenun di Rote Ndao
Masjid An-Nur pun boleh didatangi wisatawan. Begitu mudah datang ke masjid ini, karena lokasinya di pusat Kota Ba'a yang merupakan kota terbesar di Rote.
Kota Ba'a punya banyak fasilitas penunjang pariwisata, termasuk tersedianya ATM BRI untuk menarik uang tunai. Sehingga wisatawan yang datang ke Rote, bisa ambil uang dulu di Kota Ba'a kemudian lanjut ke berbagai destinasi lainnya.
![]() |
Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!