Terpisah belasan jam perjalanan laut dari pulau utama di Provinsi Aceh, tak membuat Pulau Sinabang lupa akan identitas utamanya sebagai bagian dari Bumi Serambi Makkah.
Nuansa syariah pun cukup kental terasa ketika detikcom berkunjung ke sana pada tanggal 28 Agustus-5 September 2019, momen Jumatan pun tak dilewatkan. Sekilas, suasananya mengingatkan saya akan Jumat serupa saat berkunjung ke Banda Aceh tahunan silam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Jelang bunyi adzan dzuhur, tak sedikit lapak di sekitar jalanan yang mulai menutup rapat warung dan tokonya. Dengan sajadah di tangan, para kaum pria segera bergegas menuju Masjid Agung Baiturahman yang berlokasi tak jauh dari lokasi detikcom singgah saat itu.
Apabila kaum pria menutup lapaknya dan bergegas pergi ke masjid, kaum perempuannya ada yang masih membuka lapaknya atau sekadar membersihkan rumah. Seiring dengan bunyi adzan, masing-masing sibuk menunaikan kewajiban masing-masing.
Tak berapa lama adzan dzuhur berbunyi Jumat itu, area parkiran masjid pun langsung penuh sesak dengan kendaraan roda empat dan roda dua. Semuanya tak melewatkan kewajiban untuk menunaikan momen shalat Jumat. Untuk informasi, sekitar 90% mayoritas masyarakat Simeulue menganut agama Islam.
![]() |
Kurang lebih sekitar 15 menit setelah shalat Jumat, toko-toko di sekitar masjid pun mulai buka kembali. Tak sedikit para pria yang bergeser ke kedai kopi hingga warung rumah makan terdekat sebelum memulai kembali aktifitasnya.
![]() |
Ya, itulah sedikit gambaran tentang momen shalat Jumat di Pulau Sinabang yang merupakan bagian dari Bumi Serambi Makkah Aceh. Terpisah oleh laut, nyatanya tak membuat masyarakat Sinabang lepas dari budaya Ketimuran di daratan Sumatera.
Ikuti terus berita tentang ekspedisi di pulau-pulau terdepan Indonesia di tapalbatas.detik.com!
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum