Nama Pulau Tidung di Kepulauan Seribu atau Pulau Seribu identik dengan Jembatan Cinta sekaligus tempat wisata favorit wisatawan di Utara Jakarta. Hanya di balik keindahannya, Pulau Tidung menyimpan sejarah terkait identitas namanya yang belum banyak orang tahu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mundur sedikit ke belakang di zaman Belanda, dahulu Pulau Tidung memiliki nama asli Pulau Air Besar. Sebelum jadi tempat wisata seperti sekarang, dulu pulau tersebut merupakan pulau pengasingan para pembangkang penjajah Belanda.
![]() |
Di antara para pembangkang tersebut, terseliplah seorang yang ternyata merupakan Raja Tidung yang diasingkan dari Kerajaan Tidung di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Identitasnya pun belum lama terkuak oleh masyarakatnya.
Hal itu pun dijelaskan oleh sang juru kunci makam yang bernama Moh Napsir Abdul Murad saat ditemui detikcom di lokasi. Dirinya mengaku sebagai keturunan keempat dari sang Raja tanpa mahkota tersebut.
"Belum lama, baru tiga tahun. Dulu makamnya gak terawat, ditemukan sama orang Malinau lalu dipindahkan ke sini," ujar Napsir.
![]() |
Naas, Raja Pandita keburu meninggal di Pulau Tidung tahun 1898 jauh dari tanah kelahirannya. Kisah keterkaitan antara Raja Pandita dari Kerajaan Tidung dengan Pulau Tidung tersimpan tanpa diketahui oleh masyarakat, sampai pada tahun 2011.
Berkat perkembangan wisata Pulau Tidung dan kemajuan teknologi informasi, nama Pulau Tidung terdengar hingga ke tengah kalangan warga Malinau, keturunan suku Tidung dari Kalimantan Timur. Mereka penasaran saat mengetahui ada sebuah pulau bernama Tidung di Kepulauan Seribu.
![]() |
Buktinya antara lain ditemukannya lokasi makam Raja Pandita, raja Suku Tidung Kalimantan yang ditangkap Belanda pada akhir abad 19 dan baru diketahui keberadaanya setelah lebih dari satu abad.
Dengan terungkapnya kisah ini masyarakat mulai mengetahui bahwa asal usul nama Pulau Tidung berhubungan erat dengan keberadaan Radja Pandita dari Suku Tidung, Kalimantan Timur di Pulau Tidung Kepulauan Seribu Jakarta.
![]() |
"Dari situ orang-orang baru tahu, kalau ternyata Nek Kaca merupakan Raja Tidung yang diasingkan. Dari situ nama Tidung berasal," ujar Napsir.
Dilanjutkan olehnya, tak sedikit peziarah dari luar kota datang ke Makam Raja Pandita untuk berziarah. Napsir pun sangat terbuka pada wisatawan yang ingin melihat makam sang Raja Tersebut.
"Banyak, dari Banjarmasin, Aceh sampai Palembang datang," ujar Napsir.
Itulah cerita menarik di balik penamaan Pulau Tidung. Liburan ke Pulau Tidung, tak ada salahnya mampir ke Makam Raja Pandita untuk sekedar napak tilas dan mengetahui cerita di balik Pulau Tidung.
(rdy/krs)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum