Pesan dari Pulau Paling Utara Indonesia: NKRI Sampai Mati!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tapal Batas

Pesan dari Pulau Paling Utara Indonesia: NKRI Sampai Mati!

Bonauli - detikTravel
Rabu, 02 Okt 2019 16:30 WIB
Foto: Muhammad Ridho
Miangas - Tanah di ujung utara Indonesia ini penuh dengan perjuangan. Darah dan air mata leluhur di Miangas bercucuran melawan penjajah. Tekad mereka pun membara untuk tetap NKRI sampai mati.

Kekayaan alam Miangas sudah mencuri perhatian penjajah sejak dulu kala. Tim ekspedisi detikcom bersama Bank BRI melihat langsung kekayaan cengkeh, pala dan kelapa yang melimpah ruah.

Di ujung timur pulau ini, berdiri sebuah patung Pahlawan Santiago. Melalui kepemimpinannya, Santiago bersikeras untuk tidak jatuh ke tangan penjajah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk memulai pembahasan artikel, detikcom ingin mengajak traveler kenal dengan Pahlawan Santiago. Pahlawan Santiago adalah raja III Manganitu, atau disebut Bataha Santiago yang juga menjadi raja di Kepulauan Sangihe. Tahun 1666, Santiago disekolahkan di Universitas Santo Thomas, Filipina.

Pesan dari Pulau Paling Utara Indonesia: NKRI Sampai Mati!Foto: (Bonauli/detikcom)





Singkat cerita, Santiago sukses menyelesaikan studinya dan berteman dengan banyak kalangan. Santiago diangkat menjadi raja pada tahun 1970-1675.

Dengan pendidikannya, Santiago mengetahui latar belakang Belanda datang ke nusantara. Dengan gagah berani, Santiago menolak perjanjian Lange Contract dari VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie).

VOC memakai berbagai cara untuk memperdaya Santiago. Perang demi perang dilakukan, namun tetap tidak berhasil.

Sampai suatu ketika Santiago menerima pesan bahwa sahabatnya ditahan dan ditangkap VOC. Santiago maju menghadap VOC dan masuk ke kapal demi menyelamatkan mereka.

Pesan dari Pulau Paling Utara Indonesia: NKRI Sampai Mati!Foto: (Bonauli/detikcom)





Tiba di kantor VOC, Santiago kembali dihadapkan dengan Lange Contract. Bersikeras untuk tidak jatuh ke tangan penjajah, Santiago ditembaki dengan peluru. Dengan gelar Bataha atau orang sakti, tak ada satu peluru yang tembus ke badan Santiago.

Hanya ada satu cara untuk membunuh orang sakti pada masa itu, memenggal kepalanya. Santiago pun digantung sesaat menjelang senja dan dipenggal.

Meski sudah meninggal, namun semangat yang dikobarkan Santiago tetap melekat pada warga Pulau Miangas. Ucapannya sebelum meninggal di tiang eksekusi menjadi landasan semangat bertahan dari penjahah.

"Biar saya mati digantung, tidak mau tunduk kepada penjajah," begitu ucapan yang kini diukir di bawah Monumen Patung Santiago.

Pesan dari Pulau Paling Utara Indonesia: NKRI Sampai Mati!Foto: Muhammad Ridho





Semangat ini benar-benar mengalir di Miangas. Meski berada lebih dekat ke Filipina, hanya bendera merah putih yang jadi simbol negara.

"Bahasa yang kami gunakan Indonesia, Baju adat kami disamakan dengan bendera, merah dan putih. Sampai mati, kami tetap NKRI," ucap tegas Ismael Essing sebagai ketua adat Mangkubumi 2.

Benar, meski banyak yang kawin campuran, bahasa yang digunakan tetap Indonesia. Meski sulit dengan bahan pangan, Miangas tetap kibarkan bendera Indonesia.

"Biar dekat dengan Filipina, Miangas tetap Indonesia," begitulah ucapan warga di Pulau Miangas.

Pesan dari Pulau Paling Utara Indonesia: NKRI Sampai Mati!Foto: (Bonauli/detikcom)





Semangat ini harusnya jadi pengingat buat seluruh rakyat Indonesia. Meski jauh terpisah, Miangas tetap 100 persen Indonesia. Dan NKRI adalah harga mati.

Kehadiran Bank BRI di Miangas mempermudah kehidupan bermasyarakat. Untuk tarik tunai tak perlu lagi titip kapal, cuma perlu datang ke Bank BRI.

detikcom bersama Bank BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan.

Ikuti terus berita tentang ekspedisi di pulau-pulau terdepan Indonesia di tapalbatas.detik.com!


(bnl/krs)

Hide Ads