Kekayaan alam Miangas sudah mencuri perhatian penjajah sejak dulu kala. Tim ekspedisi detikcom bersama Bank BRI melihat langsung kekayaan cengkeh, pala dan kelapa yang melimpah ruah.
Di ujung timur pulau ini, berdiri sebuah patung Pahlawan Santiago. Melalui kepemimpinannya, Santiago bersikeras untuk tidak jatuh ke tangan penjajah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Baca juga: Selamat Pagi dari Garda Utara Indonesia |
Singkat cerita, Santiago sukses menyelesaikan studinya dan berteman dengan banyak kalangan. Santiago diangkat menjadi raja pada tahun 1970-1675.
Dengan pendidikannya, Santiago mengetahui latar belakang Belanda datang ke nusantara. Dengan gagah berani, Santiago menolak perjanjian Lange Contract dari VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie).
VOC memakai berbagai cara untuk memperdaya Santiago. Perang demi perang dilakukan, namun tetap tidak berhasil.
Sampai suatu ketika Santiago menerima pesan bahwa sahabatnya ditahan dan ditangkap VOC. Santiago maju menghadap VOC dan masuk ke kapal demi menyelamatkan mereka.
![]() |
Tiba di kantor VOC, Santiago kembali dihadapkan dengan Lange Contract. Bersikeras untuk tidak jatuh ke tangan penjajah, Santiago ditembaki dengan peluru. Dengan gelar Bataha atau orang sakti, tak ada satu peluru yang tembus ke badan Santiago.
Hanya ada satu cara untuk membunuh orang sakti pada masa itu, memenggal kepalanya. Santiago pun digantung sesaat menjelang senja dan dipenggal.
Meski sudah meninggal, namun semangat yang dikobarkan Santiago tetap melekat pada warga Pulau Miangas. Ucapannya sebelum meninggal di tiang eksekusi menjadi landasan semangat bertahan dari penjahah.
"Biar saya mati digantung, tidak mau tunduk kepada penjajah," begitu ucapan yang kini diukir di bawah Monumen Patung Santiago.
![]() |
Semangat ini benar-benar mengalir di Miangas. Meski berada lebih dekat ke Filipina, hanya bendera merah putih yang jadi simbol negara.
"Bahasa yang kami gunakan Indonesia, Baju adat kami disamakan dengan bendera, merah dan putih. Sampai mati, kami tetap NKRI," ucap tegas Ismael Essing sebagai ketua adat Mangkubumi 2.
Benar, meski banyak yang kawin campuran, bahasa yang digunakan tetap Indonesia. Meski sulit dengan bahan pangan, Miangas tetap kibarkan bendera Indonesia.
"Biar dekat dengan Filipina, Miangas tetap Indonesia," begitulah ucapan warga di Pulau Miangas.
![]() |
Semangat ini harusnya jadi pengingat buat seluruh rakyat Indonesia. Meski jauh terpisah, Miangas tetap 100 persen Indonesia. Dan NKRI adalah harga mati.
Kehadiran Bank BRI di Miangas mempermudah kehidupan bermasyarakat. Untuk tarik tunai tak perlu lagi titip kapal, cuma perlu datang ke Bank BRI.
detikcom bersama Bank BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan.
Ikuti terus berita tentang ekspedisi di pulau-pulau terdepan Indonesia di tapalbatas.detik.com!
(bnl/krs)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol