Pulau ujung utara Indonesia, Miangas menyimpan banyak cerita. Salah satu tempat wisata yang bisa traveler kunjungi adalah Tempat Keramat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berada di atas bukit, dekat Mercusuar, Tempat Keramat harus didatangi bersama dengan ketua adat Mangkubumi. Kalau nekad datang sendiri, bisa-bisa kamu nyasar atau jatuh ke jurang. Hiii..
![]() |
Ini mengapa izin dan penyertaan dari Mangkubumi sangatlah penting. Selain tanah adat, letak tempat ini cukup tersembunyi.
Dari pemukiman penduduk, traveler bisa naik menuju ke arah Mercusuar. Dibutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk mendaki ke bukit tempat Mercusuar berada.
Setelah melewati mercusuar, traveler masih harus berjalan sekitar 200 meter. Tapi jangan anggap sepele, karena medannya licin dan bersebelahan dengan jurang.
Sampai titik batu, Mangkubumi akan berdiri dan mengucapkan salam dalam bahasa daerah. Kamu bisa berdiri di sebelah kanan Mangkubumi, supaya tidak mendahului masuk ke Tempat Keramat.
"Sebelum masuk ke Tempat Keramat, saya akan mengucapkan salam dalam bahasa daerah," kata Ismael Essing sebagai Mangkubumi 2.
Masih mendaki sedikit lagi. Lalu kamu akan bertemu dengan sebuah bangunan kecil. Inilah Tempat Keramat.
![]() |
Di dalam bangunan terdapat 4 meriam yang jadi peninggalan Portugis. Meriam ini digunakan oleh para leluhur untuk melawan penjajah Filipina.
Dari 4 meriam, salah satunya berukuran lebih ramping. Tapi beratnya sekitar 15 kg. Tak usah tanya meriam yang lain, lebih berat.
Bangunan kecil ini di kelilingi oleh jurang. Karena letaknya, tempat ini menjadi benteng pertahanan terakhir dalam mempertahankan diri.
"Leluhur kami membuat benteng dengan menyusun batu di sekitar jurang. Batu-batu ini diangkat dari pantai. Orang dulu badannya besar dan kuat, jadi bisa angkat batu sampai sini," cerita Ismael.
![]() |
Sama seperti Tanjung Wora, musuh yang datang dan naik ke sini akan digulingkan dengan batu dari atas. Tengkorak dan tulang-belulang masih ditemukan di area bawah jurang.
Meriam ini jadi simbol penjaga Miangas. Warga percaya bahwa arwah leluhur masih tinggal di Tempat Keramat dan menjaga mereka dari ancaman luar pulau.
Wisatawan yang selesai berkunjung bisa meninggalkan uang atau rokok sebagai sesajen. Uang tersebut nantinya akan dikumpulkan oleh Mangkubumi dan dimasukkan ke dalam kas adat.
Baca juga: Miangas, Jangan Menangis Lagi |
Mangkubumi akan kembali mengucapkan salam dalam bahasa daerah sebelum pulang. Sehingga semua bisa pulang dengan selamat.
detikcom bersama Bank BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan.
Ikuti terus berita tentang ekspedisi di pulau-pulau terdepan Indonesia di tapalbatas.detik.com!
(bnl/krs)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol