Beberapa waktu lalu, nama Indonesia disebut sebagai penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah China. Tak bisa dipungkiri, hal itu jadi sindiran sekaligus peringatan bagi pihak Indonesia untuk lebih serius menangani sampah plastik.
Bali misalnya, telah menerapkan regulasi yang melarang penggunaan kemasan plastik sekali pakai dan beralih ke kemasan lain yang lebih ramah lingkungan dan atau yang bisa dipakai berulang kali. Sebuah inisiatif yang dijalankan dari dan demi kepentingan bersama, khususnya pariwisata Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tak hanya Bali, langkah itu pun kian diikuti oleh para stakeholder pariwisata di Raja Ampat. Hal itu pun diungkapkan oleh Kadispar Raja Ampat, Yusdi Lamatenggo pada detikcom di Afu Resort, Jumat malam (18/10/2019).
"Memang di sini, kami (stakeholder pariwisata) di Raja Ampat sangat peduli dengan sampah plastik. Kami memang punya banyak upaya untuk mengurangi sampah plastik di laut banyak sekali," ujar Yusdi.
Yusdi pun mencontohkan salah satu desa di Raja Ampat yang sangat peduli akan pemberantasan sampah plastik. Bukan dengan cara dibakar, tapi lewat upaya daur ulang yang memberi manfaat lebih bagi masyarakat dan lingkungan.
"Yang paling gampang di Desa Saonek misalnya, mereka menggunakan sampah plastik untuk bahan bangunan. Ini salah satu kreatifitas ya," ujar Yusdi.
Bicara ke depan, saat ini pihak Dispar tengah menggodok regulasi bersama pihak Dinas Kelautan dan Perikanan serta Dinas Lingkungan Hidup Raja Ampat untuk memerangi sampah plastik di sana.
"Sekarang sedang kita godok ya, regulasi khusus untuk mengurangi pemakaian sampah plastik ini. Kita dengan LH, kelautan dan semua NGO di Raja Ampat sangat committed mengurangi sampah plastik di laut," ujar Yusdi mantap.
![]() |
Tak hanya pihak Pemkab dan masyarakat Raja Ampat, pihak stakeholder pariwisata di sana pun sudah mulai peduli dengan urusan tersebut. Salah satunya adalah pihak operator G-Tour yang mulai mengedukasi tamunya untuk lebih peduli soal sampah plastik.
"Kita akan membuat turis mengerti. Menggunakan sampah plastik diperkecil," ujar CEO G-Tour, Ronald Tambunan di momen terpisah.
Dijelaskan lebih lanjut, Ronald membekali masing-masing tamunya dengan seperangkat lunch box serta tumbler minum. Tujuannya adalah untuk mengurangi pemakaian sampah plastik sekali pakai, khususnya selama tur berlangsung.
Luar biasa sekali ya para stakeholder pariwisata di Raja Ampat. Sekiranya hal serupa juga dapat ditiru oleh stakeholder pariwisata di daerah lain. Wisata boleh, tapi katakan tidak untuk sampah plastik.
(rdy/sym)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol