Jerami hasil panen dibuat berbagai tempat selfie. Misalnya, miniatur istana, burung kiwi, ayunan, serta rumah kecil untuk bersantai. Selain itu juga ada terowongan jerami dan beberapa stan yang menjajakan makanan tradisional.
Tidak hanya itu, pagar, gapura serta lantai di festival jerami ini juga terbuat dari jerami. Wisata yang berada di tepi sawah ini digelar selama 10 hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
![]() |
"Jumlahnya sekitar 10 ton jerami dari petani padi di Desa Jenggawur. Daripada jerami ini tidak dimanfaatkan. Selain itu bahan lainnya adalah bambu sekitar 400 batang," jelasnya saat ditemui di festival jerami, Minggu (3/11/2019).
Untuk membuat festival ini, warga Dusun Binangun membutuhkan waktu sekitar 2 bulan. Festival ini juga dimaksudkan untuk menunggu masa tanam lagi.
"Ini masa panen kedua untuk tahun ini. Jadi sebelum menanam padi lagi, kami memanfaatkan jerami. Dengan festival ini juga untuk mengenalkan kuliner tradisional seperti klepon, cenil dan lainnya yang dibuat oleh warga sini," ujarnya.
Tidak hanya itu, dalam festival jerami ini juga menampilkan berbagai kesenian dari warga. Mulai dari tari-tarian hingga pagelaran musik.
Ageng mengatakan, kunjungan wisatawan bisa sampai 1.000 orang saat akhir pekan. Sedangkan untuk hari biasa sekitar 500 wisatawan.
"Untuk masuk wisatawan membayar Rp 5 ribu untuk hari biasa dan Rp 10 ribu saat libur akhir pekan," jelasnya.
![]() |
![]() |
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour