Dijelaskan, Oki Supriadi, salah satu staf Dinas Pariwisata Karimun, bus ini memang didesain bagi pekerja timah. Kini, bus itu jadi daya tarik wisata di Pulau Karimunbesar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada tahun 1824, Karimun dikuasai Belanda. Ketika timah diolah di darat perlu transportasi mengangkut barang dan pekerja itu sekitar tahun 1950-an," imbuh dia.
![]() |
Kata Oki, bus kayu ini bukanlah bus yang biasa Anda lihat tapi bus ini berasal dari truk atau lori. Semua bodi truk dihilangkan dan kepala truk dipangkas sebagian diganti dengan kayu.
"Bagian belakang dibentuk dibikin atap dan dinding dari kayu. Kayu yang kuat itu kayu cengkal," jelas Oki.
Perkembangan bus kayu tak dapat diteruskan. Bus yang sudah terlihat termakan usia ini diganti dengan bus yang lebih modern.
"Bus kayu ini sudah nggak sebanyak dulu dan tahun 2000-an awal masuk bus modern. Yang masih ada saat ini hanya untuk ambulans orang meninggal China hingga ada penamaan Bus China Mati," urai Oki.
![]() |
Meski begitu, bus kayu di Kabupaten Karimun menolak mati. Hingga kini masih ada yang beroperasi di waktu tertentu seperti untuk bus sekolah hingga turis yang menyewa.
"Kalau untuk angkutan wisata itu dipatok per hari Rp 300-700 ribu sehari. Setelah pemekaran sebagian besar bus kayu diangkut ke sini apalagi PT Timah sudah menggunakan bus modern," tukas Oki.
Menurut Rio Irawan (27), salah satu pemilik bus kayu, pengoperasian bus kayu ini sama dengan menyetir kendaraan lain. Ia kini masih beberapa kali mengangkut karyawan timah.
"Bawanya kayak mobil biasa meski bodi kayu, sama saja meng-handle dan masukin giginya. Biasanya bus jalan untuk angkutan karyawan di pagi hari pukul 06.00-08.00," ujar Rio.
![]() |
Rio sudah mengoperasikan bus kayu selama lima tahun, bus kayu milik ayahnya ini sudah dimiliki dari tahun 1975. Rio membenarkan bahwa bus kayu ini berasal truk yang diambil kepala dan bodi-nya saja.
Bus kayu adalah transportasi unik yang biasa disewa wisatawan untuk pergi ke pantai. Turis dari Singapura dan Malaysia sering menyewa angkutannya itu.
"Per hari pagi sampi malam tarifnya Rp 300-700 ribu sudah termasuk keliling pulau. Bus ini bisa mengangkut 22 orang," pungkas dia.
Ikuti terus berita tentang ekspedisi di pulau-pulau terdepan Indonesia di tapalbatas.detik.com!
(msl/krs)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol