Bus Kayu Masih Jadi Andalan Transportasi di Perbatasan RI Ini

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tapal Batas

Bus Kayu Masih Jadi Andalan Transportasi di Perbatasan RI Ini

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Rabu, 20 Nov 2019 20:33 WIB
Bus Kayu Karimun (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)
Karimun - Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau memiliki transportasi khas unik, yakni bus kayu. Bukan sembarang bus, kendaraan ini sangat erat kaitannya dengan masyarakat.

Dijelaskan, Oki Supriadi, salah satu staf Dinas Pariwisata Karimun, bus ini memang didesain bagi pekerja timah. Kini, bus itu jadi daya tarik wisata di Pulau Karimunbesar.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bus kayu itu dibuat pertama kali untuk pekerja timah di Desa Prayun, Pulau Kundur. Timah di Karimun dan Lingga dieksploitasi 1800-an oleh Inggris, selain Bangka Belitung timah di Indonesia ada di sini," kata Oki beberapa waktu lalu.

"Pada tahun 1824, Karimun dikuasai Belanda. Ketika timah diolah di darat perlu transportasi mengangkut barang dan pekerja itu sekitar tahun 1950-an," imbuh dia.

Bus Kayu Masih Jadi Andalan Transportasi di Perbatasan RI IniFoto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom

Kata Oki, bus kayu ini bukanlah bus yang biasa Anda lihat tapi bus ini berasal dari truk atau lori. Semua bodi truk dihilangkan dan kepala truk dipangkas sebagian diganti dengan kayu.

"Bagian belakang dibentuk dibikin atap dan dinding dari kayu. Kayu yang kuat itu kayu cengkal," jelas Oki.




Perkembangan bus kayu tak dapat diteruskan. Bus yang sudah terlihat termakan usia ini diganti dengan bus yang lebih modern.

"Bus kayu ini sudah nggak sebanyak dulu dan tahun 2000-an awal masuk bus modern. Yang masih ada saat ini hanya untuk ambulans orang meninggal China hingga ada penamaan Bus China Mati," urai Oki.

Bus Kayu Masih Jadi Andalan Transportasi di Perbatasan RI IniFoto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom

Meski begitu, bus kayu di Kabupaten Karimun menolak mati. Hingga kini masih ada yang beroperasi di waktu tertentu seperti untuk bus sekolah hingga turis yang menyewa.

"Kalau untuk angkutan wisata itu dipatok per hari Rp 300-700 ribu sehari. Setelah pemekaran sebagian besar bus kayu diangkut ke sini apalagi PT Timah sudah menggunakan bus modern," tukas Oki.




Menurut Rio Irawan (27), salah satu pemilik bus kayu, pengoperasian bus kayu ini sama dengan menyetir kendaraan lain. Ia kini masih beberapa kali mengangkut karyawan timah.

"Bawanya kayak mobil biasa meski bodi kayu, sama saja meng-handle dan masukin giginya. Biasanya bus jalan untuk angkutan karyawan di pagi hari pukul 06.00-08.00," ujar Rio.

Bus Kayu Masih Jadi Andalan Transportasi di Perbatasan RI IniFoto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom

Rio sudah mengoperasikan bus kayu selama lima tahun, bus kayu milik ayahnya ini sudah dimiliki dari tahun 1975. Rio membenarkan bahwa bus kayu ini berasal truk yang diambil kepala dan bodi-nya saja.

Bus kayu adalah transportasi unik yang biasa disewa wisatawan untuk pergi ke pantai. Turis dari Singapura dan Malaysia sering menyewa angkutannya itu.

"Per hari pagi sampi malam tarifnya Rp 300-700 ribu sudah termasuk keliling pulau. Bus ini bisa mengangkut 22 orang," pungkas dia.

Ikuti terus berita tentang ekspedisi di pulau-pulau terdepan Indonesia di tapalbatas.detik.com!


(msl/krs)

Hide Ads