Yang pertama kali menggaungkan wacana kenaikan tiket masuk Pulau komodo dan membuatnya jadi wisata kelas premium adalah Luhut Binsar Pandjaitan. Dia menjelaskannya pada awal Oktober 2019 semasa masih menjabat jadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman -- kini ia menempati posisi Menko Maritim dan Investasi.
"Kita mau kelola dengan baik, (pulau) yang lain kita atur dan tata jadi wisata eksklusif. Yang penting Komodo kita atur terlindungi," kata Luhut saat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika itu Luhut mengatakan nantinya pengelola diminta menyiapkan 50 ribu tiket seharga USD 1.000 atau setara dengan Rp 14 juta (dalam kurs Rp 14 ribu) untuk membership premium tersebut. Maka nantinya, akan ada USD 50 juta dolar untuk mengelola Pulau Komodo agar tetap jadi situs warisan dunia.
Hal tersebut menjadi polemik, banyak pro kontra. Apalagi baru-baru ini, website traveling asal Amerika Serikat (AS), Fodor memasukkan Pulau Komodo dalam daftar destinasi No Visit alias jangan dikunjungi di tahun 2020.
Sebabnya itu tadi, harga tiket Pulau Komodo menjadi USD 1.000 atau Rp 14 jutaan dinilai terlalu mahal. Lantas, apa tanggapan Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif Wishnutama?
"Kita tahu komodo itu keunikannya cuma satu di dunia," jawabnya di di sela-sela acara Indonesia Tourism Outlook 2020 di Bali Nusa Dua Convention Center di ITDC, Nusa Dua, Bali, Jumat (22/11/2019).
"Begini, mungkin (kenaikan tiket masuk Pulau Komodo-red) untuk meningkatkan kualitas turis," jelas Wishnutama.
Wishnutama menegaskan, kenaikan tiket masuk Pulau Komodo pun masih belum diputuskan. Sehingga tentu, turis tak perlu waswas. "Itu kan belum diputuskan sampai saat ini," tutupnya.
(aff/krs)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan