Masjid Baiturrahman Aceh: Sejarah dan Kemegahannya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Masjid Baiturrahman Aceh: Sejarah dan Kemegahannya

Tasya Awlia - detikTravel
Senin, 25 Nov 2019 18:35 WIB
Masjid Baiturrahman Aceh: Sejarah dan Kemegahannya/Foto: shutterstock
Jakarta - Masjid Baiturrahman menjadi ikon Provinsi Aceh. Masjid yang dibangun pada tahun 1612 M dan merupakan termegah pada abad ke-18 itu menjadi salah satu bangunan yang selamat saat terjadi musibah tsunami di Aceh pada akhir 2004 lalu.

Berikut ini sejarah berdirinya Masjid Baiturrahman dan kemegahannya:



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah

Masjid Baiturrahman dibangun pada 1612 M oleh Sultah Iskandar Muda Mahkota Alam. Masjid ini sudah mengalami beberapa kali renovasi, seperti perluasan dan penambahan kubah.


Pada 26 Maret 1873 saat Belanda menyatakan perang kepada Kerajaan Aceh, masjid ini dijadikan benteng dan markas pertahanan oleh para pejuang Kerajaan Aceh. Para pejuang ketika itu, seperti: Teuku Umar dan Cut Nyak Dien mengatur strategi dan taktik perang dari Majid Baiturrahman.


Pasukan Belanda yang dipimpin oleh Jendral Johan Harmen Rudlof Kohler datang ke pantai Aceh pada 5 April 1873 dan membawa 3.198 tentara berhasil menguasai Masjid Baiturrahman. Para pejuang Aceh kemudian membuat serangan balasan. Dalam serangan balasan ini Jendral Kohler tewas setelah tertembus peluru di dada.


Saat agresi tentara Belanda kedua pada tanggal 10 April bulan Shafar 1290H/April 1873 M yang dipimpin oleh Jenderal van Swieten, masjid Baiturrahman habis dibakar. Masyarakat Serambi Mekkah marah besar ketika itu. Cut Nyak Dhien yang memimpin pasukan mengobarkan semangat jihad para pejuang. Perang kembali meletus.


Berselang empat tahun kemudian, Belanda kembali membangun masjid. Pembangunan tahap kedua ini dilakukan oleh Pemerintah Belanda. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Kadhi Malikul Adil pada 9 Oktober 1879. Saat itu, gubernur sipil dan militer dijabat oleh Jenderal K. Van Der Heijden.


Masjid selesai dibangun pada 27 Desember 1881 dengan hanya satu kubah dan ukuran yang tidak terlalu luas. Pada tahun 1991-1993 dilakukan perluasan masjid oleh Gubernur Aceh Ibrahim Hasan. Salah satu yang diperluas adalah halaman depan dan bagian dalam Masjid.


Kemegahan

Masjid Baiturrahman sekarang memiliki 7 kubah, 4 menara, dan 1 menara induk. Luas area masjid pun bertambah kurang lebih sekitar 4 hektar. Di dalam kompleks masjid terdapat sebuah kolam dan menara induk.


Masjid ini menjadi ikon Kota Banda Aceh dan menjadi monumental pasca Tsunami Aceh pada 2004. Saat bangunan sekitarnya rata dengan tanah, masjid ini berdiri dengan kokoh dan menjadi tempat berlindung warga dari terjangan tsunami.



Tampak dari depan masjid 5 kubah yang berwarna hitam, saat siang hari pun tidak terasa panas karena ada 12 payung raksasa yang terpasang. Lantai marmer berwarna putih, menjadikan pelataran masjid sebagai tempat yang sejuk.


Interiornya dihiasi dengan dinding, tangga marmer dan lantai dari Tiongkok. Jendela kaca yang menawan di bagian atas, pintu kayu berdekorasi, lampu hias gantung, serta batu-batu bangunan yang berasal dari Belanda.


Luas ruangan dalam masjid mencapai 4.760 meter persegi. Lantai masjid dilapisi marmer buatan Italia. Masjid mampu menampung 10.000 jamaah di dalam. Dan jika digabungkan dengan di halaman masjid bisa menampung sekitar 30.000 jamaah.


Arsitektur Masjid Baiturrahman Aceh yang bergaya kuno ala negara India, membuat masjid ini menjadi tempat wisata religi yang menarik untuk dikunjungi. Namun tentu tak boleh mengabaikan kegunaan utama masjid sebagai tempat ibadah.





(nwy/erd)

Hide Ads