Pesawat yang selama ini kita tumpangi rupanya tidak akan selamanya digunakan. Ada kalanya mereka akan berhenti beroperasi.
Umur pesawat ini tidak diukur berdasarkan tahun. Sebagaimana diwartakan Air & Space Magazine, John Petrakis dari Federal Aviation Administration (FAA) menjelaskan kalau masa kerja ini tergantung pada pabrik yang memproduksi pesawat tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petrakis juga menerangkan bahwa badan pesawat dan bagian sayapnya adalah yang paling rentan mengalami 'kelelahan' terutama pada penerbangan jarak dekat karena terkena tekanan setiap hari.
Baca juga: Detik-detik Bandara Menguras Uang Anda |
Selain itu menurut Patrick Connel yang merupakan General Manager of Jet Yard (tempat perbaikan yang mendapat sertifikasi FAA), sebuah pesawat bisa tak lagi digunakan karena beragam alasan.
Pertama, bisa jadi pesawat itu disewa oleh maskapai dan masa sewanya telah habis. Alasan lainnya adalah operator atau maskapai menginginkan pesawat yang lebih besar sehingga pesawat-pesawat ukuran kecil harus dipensiunkan.
Kalau di Indonesia sendiri, berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 17 Tahun 2016, pesawat komersial yang pertama kali didaftarkan di Indonesia maksimal berusia 10 tahun. Setelah itu, pesawat hanya boleh beroperasi sampai 30 tahun demi keamanan.
Apa yang terjadi saat pesawat tidak lagi digunakan?
Pesawat ini akan masuk ke ruang penyimpanan, menunggu untuk diambil dan diperbaiki oleh maskapai lain atau dibongkar dan didaur ulang.
"Keputusan untuk membongkar pesawat terbang paling sering tergantung pada apakah harga bagian dan komponennya lebih tinggi daripada pesawat sebagai mesin terbang," kata Managing Director of Air Salvage International, Mark Gregory sebagaimana diwartakan CNN.
Biasanya, pesawat pensiun dari layanan dan dimasukkan ke dalam program penyimpanan. Program-program ini memelihara pesawat dalam status operasional. Sistem operasi pesawat, termasuk mesinnya, dijalankan secara teratur.
Seperti telah disinggung di awal, beberapa pesawat akan dijual atau diterbangkan lagi oleh operator baru. Sedangkan yang lain mungkin akan dibongkar untuk diambil beberapa bagiannya. Sisanya bisa dipotong dan didaur ulang.
![]() |
Tempat penampungan pesawat ketika mereka pensiun disebut sebagai kuburan pesawat (aircraft boneyard atau airplane boneyard).
Ratusan hingga ribuan pesawat dapat disimpan sekaligus di kuburan ini. Untuk di Amerika Serikat, biasanya, kuburan pesawat ini ditempatkan di barat daya AS karena iklim yang lebih kondusif sebagai tempat penyimpanan.
Cuaca yang kering membantu meminimalisir terjadinya korosi atau karat pada logam yang dapat terjadi pada pesawat. Pesawat-pesawat ini bisa disimpan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Kuburan yang mampu memuat pesawat terbanyak adalah The Aerospace Maintenance and Regeneration Center (AMARC) di Davis-Monthan Air Force Base (DMA), Tucson, Arizona. Tempat ini bahkan mendapatkan rekor dunia sebagai fasilitas penyimpanan terluas untuk pesawat.
Kuburan ini tak hanya menjadi tempat istirahat pesawat komersial tetapi juga pesawat militer. Salah satunya adalah Boeing B-29 yang menjatuhkan bom atom di Nagasaki, Jepang.
Di Indonesia, salah satu kuburan pesawat ini ada di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, tepatnya di bekas hanggar Batavia Air. Beberapa di antara pesawat ini telah dibeli pihak ketiga.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol