Dari Indonesia sampai Amerika, di zona waktu berbeda, momen pergantian tahun lazim diwarnai dengan ingar-bingar perayaan pesta kembang api di penjuru wilayahnya.
Bahkan tak jarang letupan-letupan kembang api sudah bermunculan sejak matahari terbenam. Kian dekat menuju tengah malam saat pergantian hari, dan tahun, kembang api dan keramaian yang mengiringi bakal kian ramai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut LiveScience.com, tradisi menyambut tahun baru dengan keramaian dan letupan semacam itu sudah berasal dari zaman dahulu kala. Ingar-bingar dihadirkan demi menghalau potensi marabahaya di periode transisi -- dari tahun yang lama menuju tahun baru.
Hal itu dikatakan oleh Anthony Aveni, seorang astronom dan antropolog di Colgate University, New York, dan penulis "The Book of the Year: A Brief History of Our Seasonal Holidays" (Oxford University Press, 2004). Sejumlah ritual, salah satunya yang kini menjelma jadi pesta kembang api saat malam tahun baru, memiliki akar sejarah panjang dan kemiripan di seluruh dunia.
![]() |
"Ini merupakan sebuah periode transisi. Saat saya melihat ke luar jendela, yang saya lihat adalah salju. Yang terburuk adalah ini baru sekadar awalan karena memang musim dingin. Tiada matahari dan ketika matahari sedang tak ada, kita harus mendatangkannya lagi; ada sejumlah ritual yang dirancang untuk melakukannya," ucapnya seperti dikutip LiveScience.
Dalam konteks ingar-bingar pada perayaan malam tahun baru sebagaimana yang dikenal pada zaman now, di zaman dahulu kala orang-orang di seluruh dunia terbiasa menabuh drum, menyulut kembang api, dan bahkan memukul-mukul sudut ruangan kamar mereka demi menakut-nakuti makhluk menakutkan yang bergentayangan di malam hari.
"Apapun untuk bikin roh jahatnya takut," ujar Aveni.
Sehubungan dengan kembang api, disebutkan bahwa bangsa China merupakan penemunya pada kisaran abad ke-7 kalender Masehi. Salah satu tujuan penggunaan kembang api, atau bisa pula dikatakan semacam petasan merujuk ke konteks penggunaannya saat itu, adalah demi mengusir roh jahat. Untuk itu Tahun Baru China, bahkan jauh di masa lalu, dikatakan sudah bisa menjadi sebuah cerminan mengenai ingar-bingar yang identik pada sebuah perayaan tahun baru.
Namun, Aveni juga menambahkan bahwa tradisi pesta kembang api di dunia Barat memiliki kecenderungan untuk berevolusi secara independen.
Infoplease.com pun memaparkan hal senada. "Keramaian dan kembang api pada Malam Tahun Baru diyakini berawal dari zaman dahulu kala, ketika keramaian dan api dianggap bisa menghalau roh jahat dan membawa keberuntungan. Orang-orang China diapresiasi dengan penemuan kembang api dan menggunakannya dengan efek spektakuler pada perayaan Tahun Baru mereka."
![]() |
(krs/sym)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?