Cerita di Balik Petasan yang Jadi Primadona Perayaan Imlek

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cerita di Balik Petasan yang Jadi Primadona Perayaan Imlek

Putu Intan - detikTravel
Selasa, 21 Jan 2020 20:30 WIB
Membakar petasan bisa mengusir roh jahat dan simbol kebahagiaan (Foto: iStock)
Jakarta -

Imlek lazimnya berjalan semarak dengan kehadiran petasan dan kembang api. Bukan sekadar untuk hura-hura, ada makna dan filosofi positif di baliknya.

Traveler yang merayakan atau melihat perayaan Tahun Baru China atau Imlek pasti tak asing dengan prosesi membakar petasan. Petasan memang membuat suasana lebih semarak lewat bunyi yang dihasilkan. Namun tahukah kamu, petasan sebenarnya digunakan untuk mengusir iblis?

Dilansir dari China Highlights, kisah penemuan petasan bermula dari masyarakat China yang hendak mengusir roh jahat yang memangsa penduduk desa. Mereka kemudian menemukan cara dengan membakar bambu kering untuk membuat suara ledakan. Suara ini diyakini bisa mengusir iblis yang bernama Nian tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berlanjut di masa Dinasti Tang (618-907), bubuk mesiu ditemukan. Orang-orang memasukkan bubuk mesiu ke lubang bambu dan kemudian melemparkannya ke dalam api. Petasan yang dalam bahasa Mandarin disebut baozhu (ledakan bambu) itu akhirnya lahir.


Berlanjut ke masa Dinasti Song (960-1279), bambu yang semula menjadi media untuk membakar mesiu akhirnya digantikan dengan tabung kertas. Bubuk mesiu itu dibungkus dengan kertas merah. Warna merah dipilih karena dianggap sebagai warna keberuntungan bagi orang China.

Nah, hingga kini petasan kerap digunakan dalam berbagai perayaan seperti tahun baru, pernikahan, ulang tahun, pembukaan bisnis, dan lain-lain. Petasan digunakan dengan harapan dapat membawa berkat dan kebahagiaan.

Cerita di Balik Petasan yang Jadi Primadona Perayaan ImlekFoto: iStock

Berikut ini beberapa perayaan dan makna penggunaan petasan:

1. Sebelum makan malam tahun baru

Petasan dibakar sebelum makan malam saat tahun baru dengan tujuan mengundang leluhur untuk turut merayakan festival bersama. Ini juga bisa digunakan untuk menambah suasana gembira.

2. Tengah malam jelang pergantian tahun

Begadang sampai malam jelang pergantian tahun telah menjadi tradisi. Membakar petasan di tengah malam dilakukan untuk mengusir iblis dan merayakan datangnya tahun baru.


3. Pagi hari setelah pergantian tahun

Menyambut tahun baru, keluarga akan membakar petasan ketika mereka membuka pintu atau sebelum mereka keluar rumah. Ini dilakukan sebagai simbol keberuntungan sepanjang tahun.

Banyak keluarga tidak akan menyapu kertas merah bekas ledakan petasan secara langsung karena mereka percaya dengan menyapu itu berarti mereka menyapu kesejahteraan.

4. Festival lentera

Festival lentera menandakan berakhirnya perayaan Tahun Baru China. Orang-orang akan membakar petasan dan kembang api untuk menangkal kemalangan dan membawa keberuntungan.

Namun selain membawa kebahagiaan, ada makna lain di balik penggunaan petasan. Misalnya pada Festival Qingming di mana petasan justru digunakan untuk menghormati orang yang meninggal.

Kendati membakar petasan ini lumrah dilakukan, beberapa kota di China justru melarang penggunaan petasan oleh individu. Hal ini dilakukan untuk alasan keselamatan. Mereka hanya boleh membakar petasan di tempat yang sudah ditentukan.





(pin/krs)

Hide Ads