Yuk Kenal Lebih Dekat dengan Global Warming

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Yuk Kenal Lebih Dekat dengan Global Warming

Syanti Mustika - detikTravel
Selasa, 28 Jan 2020 13:34 WIB
Ilustrasi gletser (Getty Images)
Jakarta -

Isu lingkungan menjadi salah satu pembicaraan hangat dalam beberapa tahun terakhir. Yang paling mencuat adalah global warming. Apa itu?

Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, Global Warming adalah pemanasan global. Dalam pengertiannya yang dirangkum detikcom, pemanasan global adalah kondisi panas bumi yang meningkat akibat pengaruh konsentrasi gas rumah kaca yang berlebihan ditandai dengan bencana alam dan mencairnya es di kutub bumi.

Tentu saja, fenomena pemanasan global tak lepas dari faktor pencemaran lingkungan, terutama dari polusi udara. Peningkatan volume karbon dioksida dan gas rumah kaca yang dihasilkan dari segala aktivitas manusia menjadi faktor utama meningkatnya pemanasan global.

Adapun aktivitas yang menyebabkan meningkatnya kadar karbondioksida dan rumah kaca, seperti pembakaran, penggunaan bahan bakar fosil (batu bara, minyak bumi, dan as alam), pembukaan lahan, limbah industri, limbah peternakan dan pertanian, serta penggunaan listrik.

Gletser di HimalayaGletser di Himalaya (iStock)


NASA dalam websitenya menyebutkan iklim bumi dalam waktu 650.000 tahun telah terjadi 7 kali siklus maju mundur glasial dengan zaman es terakhir 11.700 tahun yang lalu. Ini juga sebagai penanda masuk ke zaman modern.

Para ilmuwan juga sepakat bahwa dalam beberapa dekade ke depan, suhu bumi akan terus mengalami peningkatan 1- 3 derajat Celcius. The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), yang mencakup 1.300 ilmuwan dari Amerika Serikat dan negara lain, memperkirakan kenaikan suhu 2,5- 10 derajat Fahrenheit selama abad berikutnya.

Baiklah, angka 1 dan 3 terlihat relatif kecil bukan? Namun, pengaruhnya pada kondisi bumi sangat besar. Kenaikan sedikit saja, efeknya sangat berpengaruh pada kondisi alam di bumi.

Konon, naik 1 derajat Celcius saja bisa menyebabkan gelombang panas, kekeringan, banjir, dan siklon tropis. Suhu yang lebih tinggi menyebabkan mencairnya lapisan es hingga akhirnya mempercepat pemanasan global. Tentu hal ini juga berpengaruh pada faktor sosial dan ekonomi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Helikopter pemadam sedang melakukan pemadaman api di VictoriaHelikopter pemadam sedang melakukan pemadaman api di Victoria ( Foto: State Government of Victoria via AP)

Semakin banyaknya bencana alam dan kerusakan akibat perubahan suhu, semakin besar pula dana yang dibutuhkan untuk perbaikan. Jika manusia tetap acuh tak acuh dengan kondisi lingkungan, maka kehancuran, ragam penyakit dan kemiskinan akan siap mengancam kehidupan manusia.

Efek global warming tidak hanya berpengaruh pada kehidupan manusia saja. Hewan dan tumbuhan juga menjadi korban yang paling besar.

Disebutkan bahwa sejauh ini diperkirakan 1 juta spesies di bumi terancam punah karena perubahan iklim. Contoh yang paling dekat saja adalah kebakaran hutan yang melanda Australia yang mengancam keberadaan koala dan kanguru.

Contoh satwa yang telah punah yang diperkirakan efek dari pemanasan bumi yaitu Golden Toad atau katak emas. Spesies ini terakhir terlihat pada tahun 1989 di hutan Kosta Rika Montaverde.

Jika ini semakin berlanjut, kepunahan spesies hewan dan tumbuhan akan mempengaruhi keseimbangan ekosistem. Dan ini akan kembali mengancam kehidupan makhluk hidup di bumi, termasuk kualitas hidup manusia.





(sym/krs)

Hide Ads