Magelang -
Badan Otorita Borobudur (BOB), melakukan langkah pengembangan kawasan destinasi super prioritas Borobudur. Salah satunya meminta masukan dari sejumlah pihak.
Dirut BOB, Indah Juanita mengatakan, BOB sudah menyelesaikan masterplan terkait pengembangan kawasan di lahan seluas 309 hektare yang berada di Purworejo. Beberapa investor juga telah ditawarkan untuk melakukan investasi di kawasan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kawasan kami 309 hektare, 50 hektare akan menjadi HPL (hak pengelolaan lahan). Sisanya, adalah kerja sama BOB dengan Perum Perhutani. Banyak sekali areal pada posisinya sulit dibangun untuk bangunan masif, kita gunakan untuk kegiatan atraksi," katanya di sela-sela Rapat Koordinasi Destinasi Super Prioritas Borobudur (Joglosemar) oleh Badan Otorita Borobudur (BOB).
Pihaknya menyebutkan, di Purworejo saat ini di sudah ada Glamping yang menempati lahan satu hektar dari 300 hektar. Untuk itu, keberadaan tersebut masih kecil dan hanya seperti laboratorium.
"Glamping itu hanya satu hektar dari 300 hektar. Jadi kecil banget, belum, dan seperti laboratorium saja. Di situ ada rumah pohon, home pod, perkemahan," tuturnya.
Adapun di lokasi tersebut, kata dia, terbagi dalam lima fungsi. Ada satu untuk adventure, untuk tracking, bersepeda.
"Dari 300 hektar, ada banyak juga yang tidak bisa dibangun untuk bangunan masif," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Jateng, Sinung Nugroho Rachmadi mengatakan, pengembangan Borobudur bahwa Borobudur menjadi sentral daya tarik. Untuk itu, pemerintah provinsi tidak memberikan beban jika setiap event dilangsungkan di Borobudur, namun penyelenggaraan dilangsungkan di sekitarnya.
"Pengembangan Borobudur, Borobudur itu menjadi sentral daya tarik, maka kebijakan pemerintah provinsi tidak memberikan beban setiap event harus diselenggarakan di Borobudur, tidak mesti. Tetapi, justru kita menciptakan alternatif suport sistem di sekitar Borobudur sehingga akan memperpanjang lama tinggal orang. Berkunjung ke Borobudur habis itu, oh ke tempat lain yang ada di sekitarnya yang bisa dijangkau," kata Sinung.
Salah satu warga Borobudur, Nuryanto menambahkan, pengembangan Borobudur harus dilakukan dengan optimalisasi potensi lokal. Selain itu, optimalisasi pada potensi objek yang ada.
"Contoh sentra tahu ya dioptimalkan, daerah itu menjadi daerah sentra tahu, lha ini optimalisasinya. Kenapa kok optimalisasi, seandainya tidak ada tamu, tidak terganggu ekonominya," ujarnya.
Selain optimalisasi, kata dia, berikutnya perihal sarana infrastruktur dan lain-lain. Pihaknya berharap pembangunan sarana infrastruktur tersebut merata di sekitar Borobudur.
"Selama ini yang dibangun, katanya Borobudur itu super prioritas, bisa dilihat jalan masuk ke kampung saya, membangun jalan masih urunan warga," ujar dia.
Hal senada disampaikan warga lainnya, Hani Sutrisno. Pengembangan wisata ini melibatkan para praktisi lokal.
"Pengembangan wisata yang melibatkan para praktisi lokal untuk ikut berkembang. Akses jalan memadai dan ada pelatihan, pelatihan SDM yang sesuai dengan kebutuhan," katanya.
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol