Pemkab Klaten terus mengambil kebijakan menutup dan membatalkan berbagai kegiatan. Empat objek wisata yang dikelola Pemkab Klaten juga ditutup.
"Langkah itu sehubungan untuk antisipasi penyebaran Covid 19. Mulai Senin, 16 Maret 2020 sampai 22 Maret 2020 dilakukan penutupan pada beberapa objek wisata," ungkap Ketua Satgas Percepatan Penanggulangan Corona Pemkab Klaten, dokter Ronny Reokmito pada detikcom, Senin (16/3/2020) pagi.
Ronny yang juga Asisten Tata Pemerintah dan Kesra Pemkab Klaten menjelaskan, empat objek wisata yang dikelola pemkab antara lain objek mata air Cokro (OMAC) di Kecamatan Tulung, Bukit Sidoguro di Kecamatan Bayat, Candi Plaosan dan Candi Sojiwan di Kecamatan Prambanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada empat yang ditutup. Pendapatan asli daerah (PAD) hilang sementara tidak masalah agar semua terantisipasi," lanjut Ronny.
Untuk objek wisata desa, imbuh Ronny, sudah dikeluarkan edaran melalui camat. Isinya agar mengimbau pengelola wisata desa agar menyediakan sarana cuci tangan.
"Mohon diberitahukan kepada pengelola objek wisata di desa, untuk menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun. Untuk disediakan di beberapa titik lokasi objek wisata," sambung Ronny.
Selain objek wisata ditutup, menurut Ronny, kegiatan kunjungan dan tugas luar pejabat dihentikan. Penghentian dilakukan sejak Senin tanggal 16 Maret.
"Dihentikan sampai kapan kita belum tahu. Yang punya keluhan untuk memeriksakan diri," jelas Ronny.
Kades Paseban, Kecamatan Bayat, Eko Tri Raharja mengatakan berharap tidak ada instruksi penutupan. Namun, objek wisata Makam Sunan Pandanaran akan tetap mengantisipasi.
"Kita akan sediakan sarana cuci tangan dengan sabun lebih banyak. Kalau perlu keluar dan masuk harus cuci tangan," kata Eko.
Sebab apabila ditutup, lanjut Eko, dampak ekonomi dikhawatirkan lebih besar. Terkait dengan pendapatan masyarakat yang mengandalkan dari pengunjung.
"Kalau ditutup bagaimana dengan ekonomi. Sebab banyak yang berjualan," imbuh Eko.
Pengelola Objek Wisata Tubing kali Pusur, Prasetyo mengatakan pengelola belum mengambil keputusan. Tutup atau tidak.
"Belum kita putuskan. Masih akan kita rapatkan dulu," terang Prasetyo.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?