Pencegahan penyebaran virus Corona terus dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Salah satu kebijakannya adalah menutup sementara sejumlah tempat wisata, termasuk Rumah Si Pitung.
Rumah Si Pitung juga dikenal dengan nama Museum Kebaharian Jakarta Situs Marunda. Sebelum ada wabah virus Corona, museum ini beroperasi setiap hari pukul 08.00-17 WIB.
![]() |
Tarif di museum ini juga terjangkau. Untuk anak-anak atau pelajar hanya akan dikenakan biaya Rp 2 ribu, sedangkan mahasiswa dan umum dengan harga Rp 3 ribu dan Rp 5 ribu.
Meski dinamai Rumah si Pitung, namun museum ini bukanlah rumah aslinya. Menurut penelitian Ridwan Saidi yang dimuat di majalah Tani tahun 2008, Pitung merupakan seorang perampok dermawan asli Rawa Belong.
Museum ini dulunya adalah rumah milik Haji Safiudin, bandar perdagangan ikan.
![]() |
Dari sini ada dua versi kisah yang berkaitan dengan rumah ini dan Si Pitung. Yang pertama, rumah ini pernah di rampok Pitung.
Yang kedua, Haji Safiudin menyerahkan sejumlah uang ke Si Pitung secara sukarela. Konon Haji Safiudin menjadi mitra kerjanya.
Pitung biasanya akan merampok orang kaya yang bekerja dengan Belanda, Hasial curiannya pun dibagikan kepada rakyat.
Pitung tak sendiri, ia bekerja sama dengan sepupunya yang bernama Ji. Namun Ji berhasil ditangkap danmati ditangan polisi.
Dalam menjalankan aksinya, Pitung menggunakan transportasi yang sudah ada, trem uap. Kereta apo dari Gambir ke Tanjung Priok pun sering jadi pilihan Pitung.
Kemampuan bela dirri Pitung didapatnya dari seorang guru bernama Na'ipin. Guru Na'ipin berhubungan erat dengan Mohammad Bakir seorang sastrawan Betawi akhir abad ke-19.
Dari Mohammad Bakir, Guru Na'ipin membangun hubungan dengan jaringan Jembatan Lima yang dipimpim Bang Sa'irin. Di dalam jaringan inilah ide pemberontakan dan perlawanan sepanjang abad ke-19 digagas.
Tahun 1886-1894, Si Pitung dianggap sebagai sosok yang meresahkan. Sehingga Snouck Hurgonje, penasihat pemerintah Hindia Belanda marah besar ke kepala polisi Batavia.
Berkat kelihaiannya, di tahun 1891 Pitung pernah tertangkap namun berhasil meloloskan diri. Saat di dalam penjara itu ia beberapa kali menyelundupkan surat yang ditujukan ke pengurus Masjid Al Alam Marunda.
Komplek museum ini juga memiliki Masjid Si Pitung. Masjid ini memiliki arsitektur mirip dengan Masjid di Demak namun lebih mungil. Ada beragam versi riwayat berdirinya masjid ini.
Ada yang mengatakan masjid ini dibangun Walisongo, ada juga yang mengatakan dibangun oleh Fatahilah. Masjid ini kira-kira dibangun pada tahun 1600-an dan konon sering digunakan si Pitung untuk mengaji dan berlatih silat.
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!