Tingkat hunian hotel di sekitar objek Wisata Gunung Bromo sepi tamu. Itu terjadi pasca imbuan pemerintah daerah perihal penutupan objek wisata awal pekan lalu.
Via telepon selulernya pada detikcom, Minggu (22/3/2020), Ketua Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia Kabupaten Probolinggo, Digdoyo Djamaluddin mengatakan, semenjak ditutupnya objek wisata Gunung Bromo, kondisi sejumlah hotel setempat kini tak ada tamu.
Dibanding beberapa hari sebelumnya, tingkat hunian hotel masih terisi sekitar 10 persen, lalu menurun 5 persen sampai akhirnya kini sepi. Hampir semua hotel di kawasan Bromo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo tak ada tamu yang menginap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Informasi terakhir, semua hotel di Bromo, sudah tidak ada pengunjung yang menginap," jelasnya.
Digdoyo atau yang akrab disapa Yoyok menyampaikan, para pengelola hotel perlu menyiasati tingginya kerugian akibat tak adanya pemasukan, sementara biaya operasional tetap jalan. Caranya agar sejumlah pengelola hotel menerapkan roling bagi karyawan hotelnya, atau dalam satu hari hanya separuh karyawan yang dipekerjakan.
![]() |
Yoyok berharap, pemerintah tak hanya bisa menutup tempat wisata yang berimbas pada matinya sektor perekonomian di bidang perhotelan. Menurutnya harus ada solusi yang baik, agar para pelaku wisata yakni penyedia jasa penginapan bisa mendapatkan keringanan atas kondisi yang terjadi.
"Semoga ada solusi yang baik dari pemerintah, semisal pengurangan pajak ataupun pengurangan biaya listrik. Karena disini kami merugi, belum lagi masih harus menggaji karyawan," pungkasnya.
Meski objek wisata Gunung Bromo ditutup sementara waktu, tapi untuk hotel tetap dibuka bagi tamu yang ingin menginap. Yoyok menjamin, jika hotel-hotel di kawasan Gunung Bromo telah menjalankan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah daerah.
"Meski kami merugi, kami tetap jamin kebersihan pengunjung. Tamu yang akan menginap, kami akan cek dahulu menggunakan alat pengukur suhu atau thermogun. Serta tamu diwajibkan menggunakan hand sanitizer, begitu pun masker kami sediakan. kondisi kamar, juga kami semprot disinfektan setelah dipakai," tandasnya.
Menginap di hotel kawasan Gunung Bromo, menurut Yoyok bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang jenuh di rumah setelah munculnya imbauan, yakni penerapan social distancing guna menghindari penyebaran virus corona atau COVID-19.
Sebagai informasi, jumlah hotel di kawasan objek wisata Gunung Bromo ada sekitar 14 unit dengan kapasitas 528 kamar yang dapat menampung sekitar 1.200 orang. Ada pula homestay atau penginapan yang jumlahnya mencapai 170 unit.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!