Warga Belanda memiliki tradisi tak menutup tirai jendela rumah di malam hari sehingga aktivitas mereka bisa ditonton dari luar. Mereka sama sekali tak merasa risih.
Kebiasaan itu sudah berlangsung sejak lama. Bahkan, sejumlah rumah di Amsterdam atau kota-kota kecil lain tak memiliki tirai.
Tak diketahui secara pasti awal munculnya jendela-jendela tak bertirai di Belanda. Tradisi itu bahkan dinilai tak sesuai dengan kebiasaan warga yang menjaga privasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip CNN Travel, Kamis (16/4/2020) ada sebagian pemerhati berpendapat kebiasaan itu muncul karena anggapan tidak ada yang perlu disembunyikan atau satu lainnya keinginan agar orang lain menyadari ini loh yang aku miliki.
Baca juga: Inilah Pentagon-nya Indonesia |
Selain itu, kebiasaan tersebut dikaitkan dengan tradisi keagamaan Calvinisme, yang menegaskan bahwa warga negara yang jujur tidak perlu menyembunyikan apa-apa. Nah, menutup tirai mengindikasikan sebaliknya. Dan dengan membiarkan orang melihat ke dalam, Anda memberi tahu mereka: Lihat, saya orang yang baik!
Keinginan untuk memamerkan harta juga bisa menjadi penjelasan. Ketika standar kehidupan meningkat dari waktu ke waktu, bahan dan interior menjadi kian mewah. Bahkan, sekarang warga suka memamerkan dapur terbuka yang dibuat khusus, sofa desainer atau TV layar datar model terbaru.
Tradisi itu bahkan menjadi konsumsi wisata Amsterdam. Beberapa pemandu kota menjelaskan keterbukaan sebagai cara bisnis dilakukan di masa lalu. Orang akan membiarkan tirai terbuka untuk memamerkan ruangan yang penuh dengan perabot, dekorasi, dan seni terbaik sebagai cara untuk membuktikan kepada pedagang bahwa mereka dapat dipercaya.
Yang lain mengatakan itu adalah tradisi yang baru benar-benar kembali ke tahun 1950-an.
Antropolog Hilje van der Horst dan Jantine Messing meneliti fenomena ini pada 2006 dan mengamati bahwa orang-orang di lingkungan yang erat cenderung membiarkan tirai mereka terbuka, bahkan menghiasi jendela mereka dengan patung, vas, dan bunga (palsu).
Alasan lain, tentu saja, adalah keinginan penduduk untuk menyaksikan dunia luar bergeliat. Ya, biasanya warga Belanda menyukai menatap situasi di luar rumah , lampu-lampu, keramaian, dan hiruk pikuk jalanan, serta orang-orang yang lewat. Interaksi antara di dalam dan luar rumah membantu menumbuhkan budaya terbuka yang sangat Belanda.
"Ketika saya pindah ke sini pada tahun 1987 saya mencoba memasang tirai, tetapi saya merasa seperti terkungkung dan melepaskannya. Jalanan di sini cukup sempit, tetapi sampai 10 tahun yang lalu saya tidak punya tetangga yang berseberangan. Hanya garasi di bangunan rendah dan bangunan perusahaan di kejauhan. Jadi tidak perlu. Selain itu, saya tidak suka memakai tirai," ujar Astrid Brokke, 68 tahun, yang tinggal di lantai 1 di De Jordaan di distrik kelas pekerja Amsterdam.
Baca juga: 10 Foto Kocak Netizen yang Kangen Liburan |
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan