Jakarta -
Pandemi corona tak hanya memukul maskapai dalam negeri, tapi juga AirAsia milik Tony Fernandes. Tak menyerah, pendiri AirAsia itu beri wejangan pada maskapai.
Maskapai AirAsia asal Malaysia yang dirintis oleh Tony Fernandes dan Datuk Kamarudin merupakan salah satu yang menderita akibat corona. Kabar terakhir, hampir sebagian besar pesawat milik maskapai itu telah dirumahkan di hanggar.
Kesulitan yang tengah dialami maskapainya tersebut itu pun dibuka secara blak-blakan oleh Tony lewat Instagram serta press release yang dibagikan ke rekan media. Tony tak menyangkal, kalau maskapai miliknya tengah berada dalam kesulitan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah waktu yang penuh ketidakpastian. Tak pernah saya bayangkan, tidak satu pun dapat memprediksi, tapi semuanya terimbas olehnya (COVID-19). Jadi saya ingin terbuka dan transparan dengan kalian semua di tengah ketidakpastian ini," ujar Tony dalam pernyataan resminya.
Dari semua musibah dan cobaan yang pernah dialami Tony, diakui kalau pandemi corona ini merupakan yang terhebat. Sekitar 96% armadanya sudah dirumahkan, tak ada juga pemasukan.
Di satu sisi, Tony masih harus tetap membayar untuk bahan bakar pesawat dan sejumlah agent partnernya. Untuk bertahan, Tony hanya bisa mengetatkan ikat pinggang dan bersiap kembali ketika pandemi usai.
"Kami melakukan apa yang kami bisa untuk menekan ongkos produksi saat ini, sehingga kami bisa kembali beroperasi secepat mungkin dan meneruskan predikat maskapai bujet terbaik dunia dan mengajak terbang semua orang dengan nilai dan servis yang kami anut," ujar Tony.
Untuk membuat bisnis dan karyawannya bertahan, Tony dan Kamarudin pun harus merelakan gajinya di masa sulit ini. Pengorbanan pun juga dilakukan oleh para staff lewat pemotongan gaji 15%-75%. Semua dilakukan agar bisnis tetap bertahan.
Dalam percakapannya dengan VJ Daniel via fitur Live Instagram Rabu malam (15/4) Tony pun berbagi pesannya untuk para maskapai lain. Di tengah situasi sulit ini, sangat lah penting untuk berpikir positif.
"Kita bisa punya sikap yang berbeda soal ini, menangisinya atau melihat ini dari sisi positif. Saya juga stress, tapi kami harus tetap mencari solusinya," ujar Tony.
Dijelaskan oleh Tony, para bos harus turun langsung dan berada di tengah maskapai di saat sulit ini.
"Saya kira banyak pemimpin yang bersembunyi saat ini, itu bukanlah sikap seorang pemimpin. Anda harus berada di sana. Saya akan merasa tak enak hati kalau staf saya diserang oleh ratusan orang. Ini adalah saat yang sulit, tapi Anda harus ada di sana," ujar Tony.
Lebih lanjut, Tony juga meminta kebaikan hati dari para konsumen yang menderita pembatalan akibat corona. Walau jalur refund tetap tersedia, tapi Tony meminta konsumen untuk mengambil sistem kredit berupa penggantian jadwal di masa mendatang.
"Kami mengimbau Anda untuk menerima sistem kredit yang berlaku selama satu tahun ke depan. Di mana sistem itu memungkinkan Anda untuk mengganti jadwal penerbangan tanpa batasan waktu. Kami juga menerima permintaan refund satu per satu. Hanya dengan tingginya jumlah refund, butuh proses panjang antara 12 hingga 16 minggu," papar Tony.
Pada akhirnya, Tony menjelaskan kalau baik dirinya atau maskapai AirAsia masih jauh dari sempurna. Namun, ia dan pihaknya tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi konsumennya setelah semua ini usai.
----
Traveler Punya pengalaman Traveling di berbagai tempat menarik? Kirim Artikelmu di Link Ini
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!