Bandara di seluruh Inggris berpotensi tutup secara permanen. Akibat wabah Corona, aktivitas penerbangan telah turun hingga 90%
Seperti dilansir Sun Travel News, seminggu sebelum lockdown, lebih dari 7.000 penerbangan melintas di Inggris. Kini, penurunan drastis dialami. Pada minggu lalu hanya ada 711 penerbangan, menurut BBC.
Maskapai EasyJet telah menghentikan semua penerbangan mereka tanpa batas waktu. Sementara itu, maskapai Ryanair dan Jet2 telah menginformasikan bahwa jadwal penerbangan normal belum akan berlaku hingga pertengahan Juni.
Sekarang banyak maskapai yang mengutamakan penerbangan kargo. Bandara East Midlands sekarang telah mengoperasikan setengah dari jadwal penerbangan mereka untuk mengangkut barang atau penerbangan terbatas untuk mengantarkan pelancong untuk pulang ke rumah mereka.
Selain itu, beberapa bandara juga dioperasikan sebagai fasilitas medis. Bandara Birmingham misalnya telah digunakan sebagai kamar mayat sementara, sedangkan Bandara Bristol dan Bandara Edinburgh membuka tes corona fasilitas dengan drive thru.
Akan tetapi bandara lain yang tidak difungsikan sebagai fasilitas medis seperti Bandara London City kini ditutup. Bandara Gatwick dan Heathrow juga mengurangi terminal mereka yang kini mengalami krisis.
Seorang analisis penerbangan, Martin Evans mengatakan bahwa sekarang adalah awal dari periode di mana bandara harus meraih pendapatan maksimum. Jadi dengan kerugian yang didapat, ada risiko bahwa bandara benar-benar akan ditutup.
"Jika semuanya kembali normal pada musim dingin, itulah titik paling tenang," kata Martin
"Ada risiko bahwa kita bisa melihat bandara tutup," Martin menambahkan.
Pada bulan lalu, Badan Perdagangan Asosiasi Operator Bandara (AOA) telah mendesak para menteri untuk mendukung bandara di negara itu saat berkurangnya jumlah penumpang karena banyak penerbangan yang dibatalkan.
"Pemerintah harus turun tangan untuk melihat bandara di empat negara asal karena krisis yang terjadi saat ini dan membuat komitmen tegas untuk melakukan apapun yang diperlukan untuk mempertahankan industri penerbangan Inggris," kata Ketua Pelaksana AOA, Karen Dee.
"Demi ekonomi Inggris, sangat penting bagi Pemerintah Inggris untuk mengejar ketertinggalannya di seluruh benua dan memberikan dukungan kepada sektor dan ekonomi yang lebih luas melalui pembiayaan, jaminan, hibah, dan keringanan pajak," Karen menambahkan.
Untuk saat ini, orang Inggris disarankan untuk tidak memesan liburan musim panas ke luar negeri karena negara negara lain dapat memperpanjang masa penguncian mereka. Pariwisata di Cornwall akan sangat terpukul oleh virus Corona jika wisatawan tidak kembali selama musim panas maka 80% hotel dan wisata akan ditutup.
Baca juga: Begini Cara Qantas Menyimpan Pesawatnya |
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum