Ketua Indonesia National Air Carrier Association (INACA), Denon B. Prawiraatmadja mengungkapkan selama masa pandemi Corona pihak maskapai sudah mengalami kerugian yang sangat besar. Jumlah penumpang pun menurun drastis, mencapai 45% dari biasanya.
"Selama 4 bulan dari Januari sampai April, jumlah penumpang di 4 bandara besar (Bali, Jakarta, Medan dan Surabaya) turun 45% untuk rute internasional dan 44% untuk rute domestik," kata Denon dalam acara MarkPlus Industry Roundtable Sektor Pariwisata, Jumat (24/4/2020).
Untuk persentasenya, Denon membandingkan dengan bulan yang sama di tahun 2018. Dari bulan Februari, terjadi penurunan sebesar 9%. Kemudian di bulan Maret turun sebanyak 18% dan di bulan April, penurunan mencapai 30%.
"Total kerugian kita mencapai US$ 812 juta untuk market domestik dalam 3 bulan terakhir. Lalu, US$ 749 juta untuk market internasional. Rp 1 triliun untuk market internasional dan Rp 1,2 triliun untuk domestik,," imbuh Denon.
Menurutnya, pihak maskapai sangat bergantung dengan kebijakan pemerintah. Apalagi sejak 24 April hingga 1 Juni pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan untuk melarang penerbangan guna mencegah penyebaran COVID-19. Hal itu makin memperparah kerugian pihak maskapai.
"Kami sangat bergantung dengan kebijakan pemerintah. Dunia aviasi sangat patuh regulasi. Dalam hal ini, kami di INACA mencoba mengikuti ketentuan dari Kemenhub. Contohnya Physical Distancing on Board. Kapasitas seating kami sekarang cuma 50%. Tentu itu berdampak pada revenue. Untuk itu kami mohon untuk penyesuaian tarif batas atas dan tarif batas bawah agar maskapai tidak menanggung kerugian lebih banyak," pungkas Denon.
(wsw/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol