Ini 4 'Efek Baik' Corona pada Industri Pariwisata

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ini 4 'Efek Baik' Corona pada Industri Pariwisata

Syanti Mustika - detikTravel
Jumat, 01 Mei 2020 16:40 WIB
Mother picking backpack from security counter while standing by daughters. Family is with luggage at airport terminal. They are going on vacation.
Ilustrasi (iStock)
Jakarta -

Sejak munculnya wabah COVID-19, sektor pariwisata jadi yang terkena dampak paling besar. Namun, bagaimana industri pariwisata setelah pandemi ini berakhir?

Sebagian besar perusahaan yang bergerak di pariwisata, baik akomodasi maupun transportasi seakan berlomba memberi potongan harga, bahkan, tidak sedikit juga yang harus tutup sementara waktu agar tetap bisa bertahan di tengah pandemi. Melihat hal ini, bagaimana 'peruntungan' industri pariwisata ke depannya?

Dari rilis Pegipegi yang mengutip dari Smart Travel Lab, selain isu kesehatan yang menjadi fokus utama untuk 18 bulan ke depan, perusahaan travel sebaiknya juga memikirkan dua poin penting demi keberlangsungan bisnis ini di masa depan. Pertama, bagaimana bisnis tetap berjalan dengan relevan dan kedua, bagaimana konsumen kembali merasa aman dan percaya.


Selain itu, organisasi ini turut menggambarkan 4 prediksi yang akan terjadi pada industri pariwisata pasca COVID-19.



1. Konsumen Akan Kembali


Meski saat ini perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata sedang dalam masa 'gencatan senjata' untuk tetap bertahan, namun sebaiknya perusahaan juga harus bersiap dengan kondisi mendatang saat COVID-19 benar-benar berakhir.

Smart Travel Lab memperkirakan bahwa akan ada permintaan yang tinggi dalam bisnis travel, di mana konsumen akan kembali bepergian. Oleh karena itu, para penyedi jasa travel telah siap untuk bersaing dengan kompetitor dalam menyediakan kebutuhan konsumen. Masa hening seperti sekarang adalah waktu yang tepat untuk menyusun strategi dalam meningkatkan produk dan layanan ke depannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


2. Kepercayaan Konsumen Utama

Di tahap ini, seperti yang telah diprediksi sebelumnya, bahwa perjalanan domestik akan pulih lebih cepat ketimbang perjalanan internasional. Konsumen akan memiliki kebiasaan baru di mana mereka akan cukup sulit untuk mengambil risiko jika harus bepergian ke luar negeri.

Demi bisa mengubah kebiasaan tersebut, industri pariwisata harus menyusun strategi agar para konsumen perlahan percaya dan kembali berwisata, baik ke tujuan domestik maupun internasional.


3. Andai Mimpi Buruk Datang Lagi


Bagaimana jika virus ini kembali? Meski mungkin tidak sedahsyat yang terjadi saat ini, namun virus Corona bisa saja datang lagi ke beberapa wilayah atau di musim-musim tertentu dalam satu tahun. Hal ini tentu menyebabkan konsumen tidak dapat bepergian sepenuhnya.

Ada sebagian yang bisa tetap traveling, namun sebagian lagi mungkin hanya bisa berdiam diri di rumah. Menurut riset, industri pariwisata harus bisa mengantisipasi hal ini secara cepat dan tepat. Jika kepercayaan konsumen telah dikantongi, maka penyediaan kebutuhan mereka (yang bisa bepergian) harus menjadi fokus utama.

ADVERTISEMENT

4. Fakta Baru COVID-19

Kemungkinan terakhir adalah bagaimana jika COVID-19 menjadi sesuatu yang normal terjadi? Bagaimana jika penyakit ini akan selalu ada dan bisa saja menimpa siapa pun, layaknya penyakit lain, seperti flu, demam berdarah, tifus, dan lain-lain?

Smart Travel Lab menyarankan baik pemerintah, perusahaan, maupun masyarakat sepertinya harus bisa beradaptasi dengan cepat untuk mendapatkan solusi terbaik. Andai hal ini terjadi, dalam jangka panjang, bisnis travel diprediksi akan stabil dan kembali berjaya, namun tetap dengan batasan yang diberlakukan oleh negara.







(sym/ddn)

Hide Ads