Poveglia -
Bukan sekali ini Italia dihajar pandemi suatu penyakit dengan begitu hebatnya. Pulau Poveglia menjadi saksi bisu derita wabah yang mematikan penghuninya.
Pulau Poveglia terletak di antara Venesia dan Libo di laguna Italia. Dalam sejumlah kronik dicatat, pulau itu mulai dibuka pada tahun 421
Waktu itu, segerombolan orang Eropa datang ke Poveglia untuk bersembunyi. Karena letaknya yang strategis, Poveglia menjadi tempat aman bagi orang yang ingin lari dari Jerman dan gerombolan barbar Hun.
Pada abad ke-9, populasi di Poveglia semakin berkembang. Memasuki abad ke-14, Pulau Poveglia menjadi benteng pertahanan untuk menghancurkan kapal-kapal musuh yang ingin masuk ke Venesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pulau Poveglia Foto: (Google Earth) |
Tapi, masa kejayaan Poveglia merosot saat muncul wabah pes atau Black Death yang melanda Eropa. Kebijakan karantina pun diberlakukan, seperti saat ini, pada pandemi virus Corona. Banyak warga Italia yang mati karena wabah pes, kabarnya sih satu dari tiga orang Eropa tewas karena pagebluk saat itu.
Untuk memisahkan yang sakit dengan yang sehat, Italia menjadikan Poveglia sebagai pulau karantina. Karantina muncul dari kata qaranta dalam bahasa Italia yang berarti angka 40. Angka itu merujuk durasi karantina seseorang yang dinyatakan berpotensi atau positif terinfeksi.
Ya, layaknya Corona saat ini yang belum ditemukan obatnya, pasien wabah pes harus menunggu 40 hari untuk dinyatakan sehat atau terinfeksi di pulau ini. Kebanyakan dari pasien justru meninggal karena buruknya fasilitas kesehatan di sana.
Semua warga yang diindikasikan terkena wabah pes akan dikirim langsung ke Poveglia. Saking takutnya dengan wabah mematikan ini, orang yang menunjukkan tanda gejala paling ringan saja harus langsung diangkut ke Poveglia.
Para tenaga medis menggunakan jubah hitam sebagai APD dan topeng burung gagak sebagai masker dan berpatroli di Poveglia. Bau jenazah yang menyengat mengharuskan para dokter memakai wewangian dan ramuan di paruh topeng gagak untuk mencegah bakteri.
Pulau Poveglia Foto: (Google Earth) |
Kematian massal terus terjadi. Warga Poveglia yang sudah mulai frustrasi akhirnya membakar mayat-mayat pasien dari wabah ini. Totalnya ada 160.000 mayat yang dibakar di pulau mungil tersebut.
Seiring dengan berlalunya Black Death, Pulau Poveglia juga dijauhi oleh warga Venesia. Bahkan, para nelayan enggan untuk mencari ikan di sekitar pulau karena seringkali mendapatkan tengkorak atau tulang manusia.
Pada tahun 1922, nama Poveglia kembali santer di Venesia. Sebuah rumah sakit jiwa dibangun di Poveglia. Kabar yang beredar pengelola dari rumah sakit tersebut juga seorang dokter yang gila dan jahat.
Pulau Poveglia Foto: (Google Earth) |
Konon, semua pasien rumah sakit di jadikan sebagai bahan eksperimennya. Dokter tersebut menggunakan palu dan bor untuk melihat isi otak pasiennya.
Para pasien rumah sakit pun mencoba meloloskan diri dan memberitahu warga Venesia. Namun, omongan para pasien tak ada yang dipercaya karena sudah dianggap gila.
Nasib sang dokter sendiri tak lebih sial, dia dinyatakan tewas setelah jatuh dari menara lonceng. Ada yang bilang dia bunuh diri atau dilempar oleh para pasien dari menara.
Sejak saat itu, Poveglia ditutup untuk publik. Beberapa kali pemerintah Italia ingin mengubah imej dari pulau ini dan mengirim beberapa penduduk untuk bermukim di sana.
Poveglia Foto: iStock |
Semua orang yang dicoba dikirim selalu kembali dan mengaku tak tahan dengan Poveglia. Setiap malam, mereka akan mendengar jeritan dan melihat penampakan.
Hingga kini Poveglia hanya dijadikan sebagai kawasan ternak. Tak ada yang boleh masuk ke Poveglia apalagi sekedar iseng jalan-jalan. Kalau ketahuan, kamu bisa kena sanksi karena perbuatan tersebut ilegal.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan