Di tengah ketidakpastian berakhirnya pandemi COVID-19, baru-baru ini muncul istilah new normal (kehidupan baru). New normal mengisyaratkan masyarakat harus beradaptasi dengan kondisi saat ini dimana segala kegiatan dilakukan dengan berpedoman pada protokol kesehatan.
New normal ini juga berlaku pada industri pariwisata, salah satu sektor yang mendapatkan hantaman paling berat dari COVID-19. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama pun angkat bicara mengenai hal tersebut. Dalam webinar yang diselenggarakan Indonesia Tourism Forum, Jumat (15/5/2020), Wishnutama menyinggung bahwa new normal pariwisata tak hanya terbatas pada adaptasi penggunaan teknologi dan media digital di sektor itu.
"Yang lebih penting lagi, perlu pertimbangan yang cermat, terutama tentang bagaimana membuat sektor ini (pariwisata) lebih inklusif, ulet, dan yang terpenting, berkelanjutan," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam hal ini, kami berkomitmen untuk memastikan lingkungan yang aman untuk wisatawan, pekerja pariwisata, dan semua pemangku kepentingan terkait dengan merevitalisasi pariwisata domestik terlebih dahulu, dan kemudian pariwisata internasional," imbuhnya.
Untuk mewujudkan hal itu, Wishnutama menyampaikan 8 program yang akan kementeriannya lakukan demi memulihkan pariwisata dengan mempertimbangkan new normal. Program itu meliputi:
1. manajemen bencana
2. meningkatkan keterampilan tenaga pariwisata profesional
3. menciptakan lebih banyak nilai tambah dalam produk pariwisata
4. orkestrasi pada sektor pariwisata
5. pengembangan pariwisata berkelanjutan dan daya dukung lingkungan
6. kemitraan dan rantai nilai (value chain)
7. pariwisata untuk minat khusus dan ekowisata
8. manajemen destinasi dan organisasi
Dalam kesempatan itu, Wishnutama juga menyampaikan optimismenya bahwa pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional dapat segera bangkit.
"Sejumlah studi mengatakan bahwa sektor pariwisata membutuhkan waktu sekitar 5 tahun untuk normal kembali setelah pandemi COVID-19. Indonesia dapat melakukan lebih baik dari itu. Kita harus melakukan normalisasi sektor pariwisata secepatnya," ungkapnya.
Saat ini, Kemenparekraf tengah menggodok mengenai protokol kesehatan dalam pariwisata. Wishnutama menggandeng Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali untuk merumuskan dan menguji coba protokol tersebut. Ia juga menyampaikan, pembukaan kembali pariwisata akan dilakukan secara bertahap setelah memastikan protokol sudah siap dilaksanakan.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!