Sekelompok warga di daerah terpencil Alaska tak memiliki akses transportasi karena dermaga ditutup. Untungnya ada pedagang kelontong baik hati menolong mereka.
Dikutip dari CNN, pedagang kelontong bernama Toshua Parker melakukan perjalanan mingguan menggunakan perahu ke Juneau, ibukota negara bagian yang jauhnya sekitar 50 mil atau sekitar 80 km selama 14 jam. Tujuannya yaitu untuk membeli pasokan penting untuk toko klontongnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gustavus merupakan sebuah kota wisata pedesaan yang berdekatan dengan Taman Nasional Glacier Bay memiliki penduduk sekitar 450 orang. Tempat ini hanya bisa diakses oleh pesawat pribadi atau kapal yang dilengkapi khusus untuk medan keras dan dingin.
Toshua dibesarkan di Gustavus biasa terbang bolak-balik ke Juneau dengan pesawat kecil bersama sang ayah, Lee Parker, untuk membeli makanan di toko keluarganya. Tapi ketika pelanggannya bertambah, dia tidak lagi bisa memuat barang lebih banyak.
Dia pun sempat mendapatkan persediaan makanan ke tokonya melalui akses kapal feri negara, tapi akses ini memiliki anggaran yang tergantung pada harga minyak. Lalu dia memutuskan untuk membeli kapal pendarat untuk mengangkut barang-barang antara Juneau dan Gustavus.
Saat satu-satunya dermaga kapal di Gustavus tutup selama empat bulan karena kerusakan dermaga terkena badai hebat, ditambah pandemi Corona. Akhirnya masyarakat setempat mengandalkan Toshua, pemilik satu-satunya kapal yang dapat melakukan perjalanan tanpa dermaga.
"Ini lucu, karena bagi kami, ini sepertinya bukan masalah besar," kata Toshua kepada CNN.
"Alaska sangat mandiri dan banyak akal, kamu benar-benar harus bertahan hidup di sini. Jadi ketika masalah muncul, kita biasanya tidak meminta bantuan orang lain, kita hanya menemukan cara untuk melakukannya," tambah Toshua.
Toko milik Toshua menjadi andalan bagi masyarakat setempat,mereka menyebutnya dengan ToshCo. Sejak Maret, Parker melakukan perjalanan menggunakan perahu bersama karyawan dan nelayan setempat. Dia menjadwalkan perjalanan seminggu sekali.
Setelah sampai di Juneau, Toshua mengeluarkan daftar belanja kotanya, termasuk permintaan khusus dari penduduk. Dia mengambil bahan-bahan keperluan mulai dari telur hingga bumbu. Tak sampai disitu, Toshua juga mampir ke toko-toko lain untuk menemukan barang-barang yang dibutuhkan tetangga seperti kayu dan berbagai peralatan.
Setelah mengangkut barang-barang ke kapal, Toshua menginap semalam kemudian kembali ke rumah pada saat air pasang. Toshua mengaku hanya mengambil sedikit untung pada usahanya.
Penduduk Gustavus sangat berterima kasih atas upaya Toshua dalam menjaga kota untuk tetap mendapatkan pasokan makanan dan kebutuhan lainnya. Dia mengatakan kotanya akan selalu menemukan cara untuk bertahan hidup.
"Dia benar-benar mempermudah kehidupan kita semua," kata penduduk asli Inggris yang pindah ke Alaska 27 tahun yang lalu, Leah Okin.
Pada situasi normal, wisatawan akan datang di bulan-bulan dengan cuaca yang lebih hangat untuk bertamasya. Namun tahun ini, ekonomi sangat terpukul karena pandemi Corona.
Baca juga: Kisah Warga Alaska Terkunci di Argentina |
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol