Pemerintah Kabupaten Pangandaran, Kamis (4/6/2020) melakukan inspeksi kesiapan para pelaku wisata terkait dengan mekanisme penyambutan wisatawan dan sarana pendukung penerapan protokol pencegahan penyebaran COVID-19.
"Sekitar 80 persen hotel dan restoran sudah siap. Kalau yang belum siap, memang kami imbau untuk tidak beroperasi dulu," kata Ketua PHRI Pangandaran, Agus Mulyana, Kamis (4/6/2020).
Dia menekankan para pelaku usaha harus benar-benar antisipatif menghadapi wisatawan. "Namanya wisatawan satu dua hari di sini lalu pulang. Nah justru kita yang disini harus lebih waspada. Jadi kami imbau kepada pengelola hotel dan restoran, untuk memperhatikan keselamatan diri dan karyawannya," kata Agus.
Dia menjelaskan kebijakan yang mewajibkan wisatawan yang masuk pantai harus menunjukkan surat keterangan sehat dan hasil tes rapid non reaktif, diprediksi akan mempengaruhi tingkat kunjungan.
"Biaya tes rapid Rp 300 ribu. Kalau sekeluarga 5 orang berwisata, biayanya sudah Rp 1,5 juta. Memang cukup lumayan mahal. Tapi kami mencoba menyiasati dengan memberikan diskon 30 persen untuk hotel dan 5 persen untuk restoran," kata Agus.
Dia memprediksi kebijakan itu seolah menyeleksi pengunjung Pangandaran hanya dari kalangan menengah ke atas. "Nah untuk pelaku usaha informal seperti pedagang kaki lima dan lainnya, bisa mengandalkan kedatangan wisatawan lokal atau yang ber-KTP Pangandaran," kata Agus.
Sementara itu persiapan juga dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Pangandaran untuk menyambut wisatawan. "Kami sudah menggeser lokasi check point Padaherang ke lokasi yang memiliki area parkir yang lebih luas. Tujuannya agar tidak terjadi antrian yang menghambat arus lalu lintas," kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pangandaran, Trisno.
Dia menjelaskan check point yang semula persis berada di perbatasan, kini mundur sekitar 2 kilometer.
(wsw/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol