Wabah virus Corona membawa berkah. Bukan buat manusia, tapi buat satwa liar. Penyu sisik yang langka akhirnya bertelur lagi di pantai Thailand yang biasanya padat turis.
Akibat pandemi Corona, pantai-pantai cantik di Koh Samui kehilangan pengunjung. Tapi di sisi lain, pantai Koh Samui justru kedatangan tamu baru di masa pandemi Corona ini.
Tamunya bukan wisatawan, melainkan penyu sisik yang langka. Hawksbill Turtle alias Eretmochelys imbricata kembali hadir di Pantai Koh Samui, Thailand setelah absen cukup lama.
Dilansir detikTravel dari Reuters, penyu sisik yang terancam punah tersebut bahkan bertelur lagi tepat sebelum perayaan World Environment Day beberapa hari lalu. Penyu sisik betina tersebut diketahui mengeluarkan 80 butir telur di Pantai Koh Samui Thailand.
Di pantai yang sepi itu, penyu betina yang diperkirakan berusia 30 tahun tersebut bertelur dengan tenang tanpa takut adanya gangguan dari manusia. Para pekerja taman nasional dan konservasi satwa liar pun terus memantau penyu tersebut.
Penyu sisik yang terancam punah itu sudah ditanami chip digital. Chip digital ini berisi informasi tentang kesehatan si penyu dan riwayat perjalanannya saat sedang mengembara di lautan.
Baca juga: Etika Mengintip Penyu Bertelur |
Kebijakan pembatasan traveling benar-benar membawa berkah bagi si penyu ini. Populasi satwa liar di dunia diperkirakan akan meningkat jumlahnya seiring diberlakukannnya kebijakan lockdown yang berlaku buat manusia.
Thailand sendiri mencatatkan rekor positif terkait konservasi penyu selama era pandemi Corona. Angka bertelur penyu Belimbing di Thailand tahun ini tercatat sebagai yang tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Semua itu berkat sepinya pantai-pantai di Thailand dari manusia.
World Wildlife Foundation (WWF) sendiri mendeskripsikan penyu sebagai hewan reptil yang jadi 'fosil hidup' karena sudah ada di Bumi dan berkelana di lautan selama 100 juta tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(wsw/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan