Menurut para ahli bakal ada sembilan perbedaan kala traveler berlibur setelah pandemi COVID-19. Kini, berbagai destinasi wisata di dunia perlahan dibuka kembali. Namun, protokol kesehatan mesti dijalankan dengan seksama.
Para ahli dan pakar traveling telah memperkirakan adanya sejumlah perbedaan di masa mendatang. Apa saja, berikut kesembilan perbedaannnya, mengutip artikel Lonely Planet:
1. Wisata lokal
Leigh Barnes, chief customer officer Intrepid Travel, mengatakan bahwa liburan di destinasi lokal atau domestik akan berjalan lebih dulu. Wisatawan akan merasa lebih percaya diri dengan jaminan dari pemerintah mereka sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Itu terbukti di masa transisi new normal pariwisata saat ini. Pekan lalu, berbagai destinasi di Bogor hingga Tawangmangu dipenuhi wisatawan setelah berbulan-bulan berdiam diri di rumah dan pelaku industri mesti menangkap momen ini.
2. Jaga jarak
Menurut Rob Rankin, presiden Incoming Tour Operators Association Ireland, perjalanan liburan akan dipengaruhi adanya pembatasan kapasitas karena berkaitan dengan jaga jarak. Maka agen travel harus segera menyesuaikannya.
Maka, bakal ada perubahan destinasi ramai dialihkan ke destinasi yang agak sepi. Alasannya, agar mudah menjaga jarak antar traveler.
3. Liburan yang bertanggung jawab
Virus Corona telah membuat traveler berpikir bahwa yang perjalanan mereka akan berdampak pada negara tujuan. Bruce Poon, pendiri G Adventures, memberi contohnya yakni kita disarankan menyewa orang lokal sebagai guide atau membeli makanan dari pedagang lokal daripada ritel besar.
4. Kesehatan
Leigh Barnes dari Intrepid Travel percaya bahwa perjalanan liburan mendatang akan lebih fokus pada kesehatan dan kembali ke alam liar. Destinasi sepi dengan fasilitas trekking hingga bersepeda akan sangat diminati.
5. Teknologi
Peran teknologi dalam meningkatkan pengalaman dan keamanan akan sangat tinggi. Tiada lagi brosur di museum karena semua bisa diunduh di smartphone.
Will Gluckin dari Get Your Guide mengatakan bahwa nanti mungkin tak ada lagi pembayaran tunai hingga tiket fisik. New normal pariwisata tanpa sentuhan sudah pasti di lakukan.
6. Pariwisata berkelanjutan
COVID-19 juga jadi obat manjur bagi destinasi di seluruh dunia, contoh kanal-kanal Venesia Italia jernih kembali dan berbagai kota di seluruh dunia melaporkan adanya pengurangan polusi yang sangat besar.
Leigh Barnes dari Intrepid Travel mengatakan bahwa hal itu seharusnya mengingatkan kita untuk selalu menghargai alam dan bagaimana memperlakukannya dengan baik di masa mendatang. Traveler kemungkinan akan lebih sadar akan apa yang dilakukannya saat pelesir.
7. Destinasi populer kurang diminati
Traveler akan menyebar ke berbagai destinasi di seluruh dunia, ke destinasi yang kurang diminati. Mereka tak hanya pergi ke destinasi populer yang itu-itu saja.
Para ahli berpendapat bahwa pergi bergerombol di satu destinasi bukan hal yang tepat dilakukan. Mereka akan pergi ke tempat yang belum pernah dilihat orang-orang terdekatnya, kata Bruce Poon, penulis Unlearn: The Year the Earth Stust Still.
8. Wisata sendiri
Kata Rob Rankin dari Vagabond Tours mengatakan bahwa mungkin ada peningkatan layanan bepergian seorang diri atau sewa mobil untuk seorang diri. Hal ini diprediksi akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan.
9. Kesehatan dan keselamatan
Setelah COVID-19, kesehatan dan keselamatan akan jadi prioritas utama bagi setiap agen travel. Mereka akan berusaha menerapkan standar kebersihan untuk memastikan para tamu merasa aman dan terjamin, menurut Will Gluckin dari Get Your Guide.
Agen travel akan menekankan jaga jarak hingga pemakaian masker. Mereka juga mungkin memperkecil grup turnya.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol