Pemandu tur virtual di Lawang Sewu kali ini adalah Andry Rizki Perdana. Ia yang menjelaskan bangunan dengan pintu sebanyak 928 buah itu.
Dalam pemaparan awal, Andre memberi tahu sejarah Lawang Sewu di Semarang yang memiliki 114 ruang kerja. Ruangan ini tidak termasuk ruang meeting.
Lalu, ia bergerak ke bangunan kecil mirip pos satpam tapi ternyata adalah sumur yang memiliki kedalaman ratusan meter. Pembuatannya dari tahun 1924 dan masih digunakan sumber airnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fungsi sumur ini yakni untuk pembangunan konstruksi bangunan utama Lawang Sewu. Sumur dibuat sangat dalam hingga tak ada kandungan garam karena Semarang adalah kota pesisir.
Perjalanan selanjutnya yakni ke toilet yang ikonis karena menyerupai wajah bila dilihat dari jauh. Dahulu, kebanyakan pegawai kereta api zaman Belanda didominasi oleh pria dan urinoir pun hanya untuk pria.
Di dekat toilet, di halaman tengah ada pohon mangga berumur 102 tahun, namanya lali jiwo. Pohon ini masih produktif atau berbuah hingga kini.
Beranjak dari halaman tengah kita dibawa ke dalam bangunan utama Lawang Sewu. Di sini ada kaca patri berwarna-warni yang dibawa langsung dari Belanda.
![]() |
Harus ada refleksi cahaya dari arah berlawanan untuk melihatnya kecantikannya. Kaca patri itu bergambar Dewi Fortuna bergaun merah dengan api membara di tangan dan Dewi Venus dengan gaun biru memegang guci air yang nantinya menghasilkan uap air melambangkan kereta api.
Selain simbol dewi di atas, ada pula simbol Kota Amsterdam, Utrecht hingga Rotterdam. Ada pula simbol pemerintahan di Batavia dan simbol Semarang sebagai kota dagang.
Kita bisa melihat karya itu dengan melewati ruangan bermaterial marmer dari Italia. Bebatuan di kantor pusat perkeretaapian pertama di Indonesia ini mampu menurunkan suhu dari 35 ke 29 derajat.
Tidak semua pintu atau jendela Lawang Sewu dibuka oleh petugas setiap hari. Hanya sejumlah 200-300 pintu-jendela Lawang Sewu yang dibuka tiap hari oleh pegawai.
Kemudian kita diantar ke lantai dua Lawang Sewu. Lantai ini ditujukan untuk keperluan khusus, seperti prewedding, hingga pembuatan katalog.
Railing tangga dan yang ada di lantai dua Lawang Sewu terdapat campuran budaya timur di sini. Dibuat dari batu granit, ada bentuk ular cobra di sikunya sebagai simbol pelindung atau tolak bala.
Perjalanan tur virtual berlanjut ke ruang pimpinan. Dindingnya dihiasi kayu jati yang masih asli.
![]() |
Di depan ruangan pimpinan ini terdapat balkon yang menghadap bundaran Tugu Muda. Zaman dulu, bangunan inilah yang tertinggi di Semarang.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!