Menyusuri Lawang Sewu Lewat Tur Virtual, Ini yang Bisa Kamu Dapat

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Menyusuri Lawang Sewu Lewat Tur Virtual, Ini yang Bisa Kamu Dapat

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Rabu, 10 Jun 2020 06:16 WIB
Tur Virtual Lawang Sewu
Tur virtual Lawang Sewu (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)
Jakarta -

Pemandu tur virtual di Lawang Sewu kali ini adalah Andry Rizki Perdana. Ia yang menjelaskan bangunan dengan pintu sebanyak 928 buah itu.

Dalam pemaparan awal, Andre memberi tahu sejarah Lawang Sewu di Semarang yang memiliki 114 ruang kerja. Ruangan ini tidak termasuk ruang meeting.

Lalu, ia bergerak ke bangunan kecil mirip pos satpam tapi ternyata adalah sumur yang memiliki kedalaman ratusan meter. Pembuatannya dari tahun 1924 dan masih digunakan sumber airnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fungsi sumur ini yakni untuk pembangunan konstruksi bangunan utama Lawang Sewu. Sumur dibuat sangat dalam hingga tak ada kandungan garam karena Semarang adalah kota pesisir.

Perjalanan selanjutnya yakni ke toilet yang ikonis karena menyerupai wajah bila dilihat dari jauh. Dahulu, kebanyakan pegawai kereta api zaman Belanda didominasi oleh pria dan urinoir pun hanya untuk pria.

ADVERTISEMENT

Di dekat toilet, di halaman tengah ada pohon mangga berumur 102 tahun, namanya lali jiwo. Pohon ini masih produktif atau berbuah hingga kini.

Beranjak dari halaman tengah kita dibawa ke dalam bangunan utama Lawang Sewu. Di sini ada kaca patri berwarna-warni yang dibawa langsung dari Belanda.

Tur Virtual Lawang SewuKaca patri di Lawang Sewu (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)

Harus ada refleksi cahaya dari arah berlawanan untuk melihatnya kecantikannya. Kaca patri itu bergambar Dewi Fortuna bergaun merah dengan api membara di tangan dan Dewi Venus dengan gaun biru memegang guci air yang nantinya menghasilkan uap air melambangkan kereta api.

Selain simbol dewi di atas, ada pula simbol Kota Amsterdam, Utrecht hingga Rotterdam. Ada pula simbol pemerintahan di Batavia dan simbol Semarang sebagai kota dagang.

Kita bisa melihat karya itu dengan melewati ruangan bermaterial marmer dari Italia. Bebatuan di kantor pusat perkeretaapian pertama di Indonesia ini mampu menurunkan suhu dari 35 ke 29 derajat.

Tidak semua pintu atau jendela Lawang Sewu dibuka oleh petugas setiap hari. Hanya sejumlah 200-300 pintu-jendela Lawang Sewu yang dibuka tiap hari oleh pegawai.

Kemudian kita diantar ke lantai dua Lawang Sewu. Lantai ini ditujukan untuk keperluan khusus, seperti prewedding, hingga pembuatan katalog.

Railing tangga dan yang ada di lantai dua Lawang Sewu terdapat campuran budaya timur di sini. Dibuat dari batu granit, ada bentuk ular cobra di sikunya sebagai simbol pelindung atau tolak bala.

Perjalanan tur virtual berlanjut ke ruang pimpinan. Dindingnya dihiasi kayu jati yang masih asli.

Tur Virtual Lawang SewuBalkon lantai dua Lawang Sewu menghadap bundaran Tugu Muda (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)

Di depan ruangan pimpinan ini terdapat balkon yang menghadap bundaran Tugu Muda. Zaman dulu, bangunan inilah yang tertinggi di Semarang.

Bangunan utama Lawang Sewu kini disebut Gedung A dan memiliki tiga lantai. Jarak per lantai mencapai lima meter jadi total bangunan ini memiliki ketinggian 15 meter.

Lalu kita diarahkan ke tangga spiral yang terbuat dari besi. Plat di tiap anak tangganya itu diukir atau tidak di las. Tangga ini menuju ke lantai tiga.

Catatan, lantai tiga Gedung A tidak boleh diakses oleh wisatawan umum. Jadi, tur virtual bisa jadi kesempatan langka menjelajah sisi ini.

Tidak ada yang beraktivitas di lantai tiga Gedung A Lawang Sewu sejak zaman Belanda. Jendela terbanyak ada di sini. Lantai tiga jadi ruang penahan panas di Lawang Sewu.

Dari lantai tiga Lawang Sewu kita bisa mengakses Menara Minaret atau bangunan penampung air. Tankinya terbuat dari logam dan mampu menampung 15 ribu liter.

Proses pembuatan tanki air ini tidak dibuat di tanah atau dibuat di atas menara dan cara pembuatannya dengan dipukul-pukul. Sekarang, tanki air ini sudah tak digunakan lagi.

Tur Virtual Lawang SewuLantai tiga Lawang Sewu (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)

Kita bisa melihat atap baja yang tebal pelindung ruang pimpinan dari lantai tiga Lawang Sewu. Atap baja sebagai antisipasi jikalau ada serangan musuh.

Rangka atap Gedung A Lawang Sewu terdapat bekas peluru mortir Jepang, jejak pertempuran 5 hari di Semarang. Mortir ini tak meledak namun rangka bajanya terlihat rusak.

Di lantai ini juga terdapat balkon. Lokasi ini hanya bisa dijangkau 2-3 orang saja karena lantai tua dan agak rapuh. Balkon alntai tiga Gedung A Lawang Sewu adalah tempat terbaik berfoto dengan latar menara dan Tugu Muda.

Lawang Sewu kini tak cuma untuk pariwisata. Bangunan cagar budaya ini sering digunakan untuk MICE, candle light dinner yang terbuka untuk umum.

Selesai mengeksplor Gedung A kita diajak ke Gedung B yang dibangun 12 tahun kemudian. Di gedung ini terdapat ruang basement atau bawah tanah yang memiliki banyak isu mengerikan.

Biaya memasuki Lawang Sewu sebesar Rp 5.000 untuk pelajar dan anak-anak. tiket Rp 10.000 diterapkan untuk dewasa atau turis.

Kesempatan tur virtual ini diadakan oleh Blibli bekerjasama dengan KA Wisata. Kamu bisa ikut tur serupa berdurasi 60 menit dengan tiket Rp 25-30 ribu untuk destinasi wisata lokal dan Rp 50-150 ribu untuk destinasi internasional.

Terakhir, Anda perlu menyiapkan koneksi internet yang kencang agar nyaman mengikuti tur virtual.


Hide Ads