Setelah Masa Transisi, Bagaimana Kelanjutan Pariwisata Jakarta?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Setelah Masa Transisi, Bagaimana Kelanjutan Pariwisata Jakarta?

Syanti Mustika - detikTravel
Sabtu, 13 Jun 2020 07:26 WIB
Pengunjung berfoto Dari balik Pagar Monumen Nasional, Jakarta, Senin (25/5/2020). PSBB Corona membuat tempat wisata ditutup untuk umum.
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Masa transisi PSSB Jakarta akan berlangsung hingga 2 Juli mendatang. Bagaimana langkah Pemprov DKI Jakarta dalam sektor pariwisata selanjutnya?

Pemprov DKI Jakarta telah memberikan lampu hijau untuk sektor pariwisata mulai buka di masa transisi. Adapun terkait waktu pembukaan tempat wisata di masa transisi, pihak Pemprov DKI Jakarta pun sudah memberikan tanggalnya. Antara lain:

Rumah makan (mandiri): 8-14 Juni
Mal: 15-21 Juni
Taman rekreasi indoor/outdoor: 15-21 Juni
Kebun binatang: 15-21 Juni
Museum/galeri: 8-14 Juni
Perpustakaan: 8-14 Juni
Taman/RPTRA: 8-14 Juni
Pantai: 8-14 Juni

Hanya untuk bioskop, gedung pertemuan, festival dan lainnya, masih menunggu keputusan lebih lanjut di masa transisi fase II mendatang. Di mana keputusannya akan merujuk kembali pada evaluasi dari masa transisi fase I di bulan Juni ini.

Tentu timbul pertanyaan, bagaimana kelanjutan sektor pariwisata Jakarta setelah tanggal 2 Juli mendatang?



Kepala Bidang Industri Pariwisata Disparekraf DKI Jakarta Bambang Ismadi pun memberikan jawaban, bahwa langkah selanjutnya tergantung dari hasil transisi fase pertama ini.

"Kenapa ditetapkan tanggal 2 Juni- 2 Juli disebut sebagai fase pertama karena setelah tanggal 2 Juli tim dari kami akan melakukan evaluasi. Nah langkah selanjutnya tergantung dari hasil fase pertama ini. Apakah membahagiakan atau tidak, kita lihat nanti," tutur Bambang saat jumpa media via Zoom.

"Jika membahagiakan, dalam artian penyebaran Corona semakin menurun terutama di bidang pariwisata maka saya punya keyakinan tempat-tempat akan dibuka secara keleluasaan lagi. Sebagai contoh restoran yang hanya boleh menerima pengunjung 50 persen nih, selanjutnya bisa menerima 75 persen bahkan makan ditempat,"

"Begitu juga sebaliknya jika hasilnya tidak memuaskan dimana angka penyebaran Corona bertambah, maka tentu kita akan mempersempit kebijakan. Bisa jadi dengan mengurangi kapasitas atau menutup total. Maka dari itu mari kita terapkan protokol kesehatan bersama-sama demi mencegah penularan Corona," jelas Bambang.

Untuk area wisata yang berhubungan dengan air, seperti kolam renang dan waterpark, belum mendapatkan izin untuk beroperasi.

"Wisata yang berhubungan dengan air kita anggap risiko penularan virusnya tinggi. Kenapa yang lain bisa dibuka di awal? Karena dalam kajian tim inilah yang dianggap risiko tertularnya ringan, maka mereka boleh dibuka di awal. Namun dengan tetap menjalankan protokol kesehatan dan mengacu juga ke standar WHO," jelas Bambang.

Bambang juga mengatakan area wisata air akan dibuka tergantung kajian tim dan hasil evaluasi.

"Akan menunggu pandemi selesai? Tergantung pada kajian. Water park termasuk yang paling riskan penularannya. Makanya dalam kebijakan gubernur mungkin wisata air akan di bagian belakang karena berhubungan dengan anak-anak. Sekolah saja akan dibuka belakangan," tambahnya.

Guna menghadapi new normal di bidang pariwisata, Bambang mengimbau para pelaku industri untuk bekerjasama. Dia mengharapkan usulan dari para pelaku bagaimana langkah-langkah mereka dalam menghadapi pandemi di usaha mereka.

"Kita mengharapkan inovasi dari teman-teman industri, makanya kita undang. Ayo kita bahas langkahnya bersama-sama. Kami ini hanya sebagai fasilitator dan tidak menetapkan harus pada satu aturan. Kecuali protokol COVID standar Gugus Depan yang harus dan wajib dilakukan," tutup Bambang.




(sym/ddn)

Hide Ads