Pramugari Garuda Tak Pakai APD, Ada Face Shield-Seragam Tambahan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pramugari Garuda Tak Pakai APD, Ada Face Shield-Seragam Tambahan

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Kamis, 18 Jun 2020 19:18 WIB
Kemenhub membuka kembali layanan penerbangan domestik di Bandara Soekarno Hatta. Awak kabin pun kembali sibuk melayani penerbangan terbatas untuk rute domestik.
Ilustrasi pramugari (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

Pramugari Garuda Indonesia tak diperbolehkan memakai alat pelindung diri (APD), terutama baju hazmat. Namun maskapai pelat merah ini telah menyiapkan protokol kesehatan lain, yakni face shield sampai seragam tambahan.

Para pramugari ini akan memakai sarung tangan ketika memberi layanan makanan di dalam kabin. Lalu, kedua, mereka yang bertugas di rute penerbangan Singapura diwajibkan memakai pelindung wajah atau face shield.

"Pramugari kami memakai masker, face shield khusus ke Singapura. Saat serving makanan akan memakai sarung tangan. Semuanya sekali pakai," kata Direktur Layanan, Pengembangan Usaha, dan Teknologi Informasi Garuda Indonesia Ade R Susardi di Jakarta, Rabu (17/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, jelas Ade, penyajian makanan di kabin pesawat Garuda Indonesia pun diubah. Lainnya, semua majalah dan bahan bacaan ditiadakan.

"Pembersihan kabin juga dilakukan dan ada tambahan seragam awak kabin. Protokol kesehatan kami jalankan sesuai arahan gugus tugas," terang dia.

ADVERTISEMENT

Premium City Check In

Garuda Indonesia baru saja meluncurkan Premium City Check-In di GBK, tepatnya di Hutan Kota By Plataran. Tempat ini dianggap akan memudahkan penumpang untuk terbang di masa transisi new normal.

"Kekhawatirannya mungkin bisa berkurang. Masih bisa pergi apa nggak? Surat-suratnya bagaimana? Di sini one stop services. Ini bikin orang percaya diri bisa terbang dan tak ada hal-hal yang perlu dipikirkan lagi," jelas Ade.

Garuda Indonesia menerapkan protokol penerbangan secara ketat. Pemerintah mengizinkan pesawat diisi 70 persen penumpang. Namun maskapai ini, kata Ade, masih menguranginya tak sampai anjuran pemerintah itu.

"Terbang itu sekarang nggak ada masalah. Terbang itu aman. Kami tegas jaga jarak di dalam kabin hingga lounge. Pemanggilan berbeda agar tak ada antrean. Penumpang ke printer boarding pass sendiri, meminimalkan sentuhan," ujar dia.

Ade menegaskan penerbangan pada masa kini bukan hal berbahaya dengan tetap mengikuti protokol aturan new normal. Ia berharap di awal Juli bisa transisi ke arah yang lebih baik.

"Keinginan orang bepergian itu tinggi tapi takut. Takut ngantre, berdesakan, kurang surat. Kami bawakan ke sini (Premium City Check-In). Kalau nggak jadi terbang setelah ke airport kan sangat menyedihkan," pungkas dia.

Dalam artikel sebelumnya, Garuda Indonesia tidak memberlakukan penggunaan alat pelindung diri (APD) bagi pramugari yang bertugas di pesawat. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra sendiri tak mengizinkan pramugarinya memakai APD. Ia mengatakan, jika pramugari dan awak kabin lainnya memakai APD, pesawat bakal terasa seperti ICU.

"Kan naik pesawat terbang ini industri kebahagiaan. Jangan di dalam pesawat merasa nggak bahagia, merasa terdesak, atau begitu naik pesawat, 'Oh, ini ICU apa bukan, ya? Semuanya pakai APD, ketutupan semua', ya nggak bener juga dong," kata Irfan dalam webinar Studium Generale Binus University, Selasa (16/6).




(msl/msl)

Hide Ads