Jika berkunjung ke Yogyakarta, salah satu wisata kuliner legendaris yang wajib dikunjungi adalah Saoto Batok Mbah Katro yang terletak di dekat Bandara Adi Sucipto. Menuju ke sini merupakan jalanan kampung yang mengharuskan kita mblusuk, meskipun begitu cita rasanya jangan ditanya. Saya pun berkunjung k esini karena rekomendasi dari teman yang tinggal di Jogja.
Setelah kurang lebih mencari 15 menit, sampailah kami di tempat yang dituju. Jalanan sempit di tepi sawah pagi itu sudah dipadati oleh puluhan mobil dan motor pengunjung yang ingin menikmati Saoto Bathok.
Setelah memarkirkan kendaraan, kami langsung menuju ke tempat makannya, di depan pintu terlihat pegawai yang sedang menggoreng tempe. Baunya harum menggugah selera dan di sampingnya ada bapak yang mengatur jejeran batok kelapa dan disirami kuah panas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan di sisi lain ada satu petugas yang akan mencatat pesanan pengunjung, sebelum pengunjung masuk ke dalam. Di depan pintu ini sudah di siapkan deretan menu yang disajikan, makanan utama hanya ada satu yakni soto daging sapi segar yang disajikan dengan cara dipisah atau dicampur.
Maksudnya di sini dicampur adalah dijadikan satu dengan nasi dan dipisah adalah nasinya dipisah. Harganya cukup murah hanya Rp 6000 rupiah saja! Untuk makanan pendampingnya ada tempe goreng, sate usus, sate telor puyuh, peyek, lempeng dan kerupuk putih dengan kisaran harga Rp 500-2.500. Saran dari saya untuk pendamping soto nya pilihlah tempe gorengnya karena enak sekali rasanya, beda dengan tempe goreng yang saya biasa makan di Jakarta.
Setelah selesai memesan, kita akan dipersilahkan masuk untuk memilih tempat duduk. Meskipun sederhana, beralaskan tanah dan meja kursi dari kayu, namun lokasinya disamping hamparan sawah sangat memanjakan mata. Menghirup udara pagi tanpa polusi ditemani semangkuk hangat soto daging sapi merupakan kenikmatan yang luar biasa.
Saoto Bathok ini sendiri terdiri dari potongan daging sapi, nasi, daun bawang seledri, sayuran lainnya dan kuah segar panas yang mengandung bawang putih disajikan di mangkuk terbuat dari limbah batok kelapa. Meskipun harganya murah tapi tidak pelit daging sapinya loh, melimpah!.
Selesai bersantap pengunjung bisa langsung membayar tagihannya di kasir depan. Meskipun murah namun porsinya cukup mengenyangkan. Untuk para lelaki sepertinya porsinya kurang, mungkin bisa menghabiskan 2 sampai 3 porsi soto batok ini.
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikTravel, Widiarini dan sudah tayang di d'Travelers Stories.
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum