Mau Gali Makam, Eh Malah Temukan Fosil Gajah

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pesona Jawa Tengah

Mau Gali Makam, Eh Malah Temukan Fosil Gajah

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Jumat, 21 Apr 2017 16:15 WIB
Foto: Fosil-fosil yang ditemukan warga (Wahyu/detikTravel)
Karanganyar - Ada banyak cerita unik soal penemuan fosil di Sangiran. Salah satunya, saat hendak menggali makam, ternyata di dalam lubang itu malah ketemu fosil gajah.

Tersembunyi di kedalaman tanah Sangiran, banyak tersimpan sisa-sisa tulang makhluk hidup yang telah membatu, atau biasa disebut fosil. Fosil-fosil ini berasal dari manusia, hewan, hingga tumbuhan yang berasal dari era pra sejarah, sekitar ratusan ribu hingga jutaan tahun silam.

Cerita penemuannya pun cukup unik dan menarik untuk disimak. Salah satunya dituturkan oleh Dody Wiranto, Kepala Seksi Pemanfaatan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepada detikTravel, Dody bercerita pada satu waktu, ada warga Sangiran yang menemukan fosil gading gajah saat sedang menggali makam untuk kerabatnya yang meninggal. Penggalian makam pun terpaksa ditunda dan lokasinya mesti dipindah, karena fosil gajah dianggap lebih penting untuk lebih dahulu diselamatkan.

"Saat sedang gali makam, mayatnya udah mau dimasukin ke lubang, eh ada fosil gajah. Ya sudah nggak jadi dikubur. Kita datangi, kita selamatkan dulu fosil gajahnya. Kita pentingkan itu dulu. Padahal sudah jam 6, udah gelap itu," cerita Dody di kantornya Cluster Krikilan, Kamis (20/4) kemarin.

Sukadi, anak pak Tukimin dan lokasi penemuan S-17Sukadi, anak pak Tukimin dan lokasi penemuan S-17 Foto: (Wahyu/detikTravel)
Lain cerita Dody, lain juga cerita Sutanto (61) alias Pak Tanto, warga asli Sangiran yang kerap menemani peneliti asing melakukan penelitian di Sangiran. Menurut cerita Pak Tanto, orangtuanya dulu ikut dalam ekspedisi Von Koenigswald dalam mencari fosil manusia purba di tahun 1934.

Von Koenigswald punya cara tersendiri agar para warga mau untuk mencari fosil. Di zaman itu, mencari fosil bukanlah aktivitas yang lazim dilakukan oleh warga asli Sangiran. Harus ada iming-iming imbalan, agar warga mau menemukan fosil.

"Waktu Von Koenigswald datang ke sini, dia bawa uang banyak terus disebar-sebar di bukit-bukit, di lereng-lereng. Kata dia uang itu boleh buat kalian, tapi kalau nemu fosil, harus diserahkan ke Von Koenigswald. Uangnya macem-macem ada kepeng, sen, ada benggol," kenang Tanto.

Cerita penemuan fosil berikutnya dikisahkan oleh Sukadi, anak dari Tukiman, seorang petani yang menemukan fosil S-17 alias Sangiran 17 di tahun 1969. Asal traveler tahu, fosil Sangiran 17 merupakan fosil Homo Erectus terlengkap yang pernah ditemukan di Indonesia.

Berkat fosil S-17, para peneliti bisa merekonstruksi wajah dari Homo erectus yang hidup ratusan ribu tahun silam. Sukadi bercerita, ayahnya dulu menemukan fosil S-17 secara tidak sengaja, sewaktu sedang mengerjakan parit di lahan persawahan.

"Ditemukannya tahun 1969, waktu itu bapak mau bikin parit pakai linggis. Nggak sengaja linggisnya kena tulang, dia nggak tahu itu apa, makanya sekarang fosil S-17 itu ada lubangnya, karena kena linggis bapak tadi," kisah Sukadi kepada detikTravel, Jumat (21/4/2017).

Kini, fosil S-17 disimpan di Museum Geologi Bandung. Kisah-kisah penemuan fosil di Sangiran, baik yang sengaja dicari maupun tidak, pelan-pelan membuka tabir sejarah kehidupan manusia purba di masa lampau. Sekarang, kita bisa menikmati dan memetik pelajaran sejarah dari fosil-fosil ini, bila berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran.

Display kehidupan manusia purba di Museum SangiranDisplay kehidupan manusia purba di Museum Sangiran Foto: (Wahyu/detikTravel)
(wsw/krn)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Pesona Jawa Tengah
Pesona Jawa Tengah
32 Konten
Jawa Tengah punya banyak destinasi wisata. detikTravel akan mengulasnya untuk kamu dan bersiaplah untuk traveling ke Jawa Tengah. Bukan cuma Candi Borobudur saja lho!
Artikel Selanjutnya
Hide Ads